Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Kasih Sayang Rasulullah saw

لَـق َدۡ جَآءَكُمۡ رَسُو ۡلٌ مّ ِنۡ اَنۡف ُسِكُمۡ عَزِيۡزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيۡصٌ عَلَيۡك ُمۡ ب ِالۡمُؤۡمِنِيۡنَ رَءُوۡفٌ رَّحِيۡ مٌ   فَ اِنۡ ت َوَلَّوۡا فَقُلۡ حَسۡبِىَ اللّٰ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ؕ عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُ‌ ؕ وَهُوَ رَبُّ الۡعَرۡشِ الۡعَظِيۡمِ 128. Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. 129. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung".  (at Taubah 128-129) Kedua ayat ini adalah penutup surat at-Taubah.   Di antara kandungan surat at-Taubah adalah ketegasan ayat-ayatnya, dan kisah-kisah ujian berat yang terkandung di dalamnya. Namun ditutupnya surat ini dengan sifat kasih sayang al Mustofa Muhammad s

Kebutuhan Manusia Akan Rasul

Manusia, telah diciptakan Allah dengan fitrah. “..[tetaplah atas] fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.” (ar-Ruum: 30) Maksud fitrah di sini adalah karakter dasar manusia yang asli yang ditetapkan Allah sejak awal penciptaannya. Fit rah yang ada pada manusia dapat menilai baik buruk tingkah laku masyarakat ataupun dirinya.   Ini disebabkan karena fitrah dimiliki oleh manusia semenjak ia lahir. Kecenderungan yang baik senantiasa membawa manusia ke arah Islam seperti pengakuannya kepada Allah sebagai pencipta (Rabb).   Perubahan fungsi dan peranan fitrah ini terjadi karena pengaruh persekitaran termasuk pengaruh orang tua ataupun lingkungan sosial.    “Sesungguhnya setiap anak dilahirkan dengan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau majusi.” (HR Muslim) Secara fitrah, manusia setidaknya memiliki tiga sifat dasar; 1. Menyadari keberadaan Rabb. Hal ini telah dijelaskan adalam Al Quran; " Da

Bahaya Syirik

Adalah kewajiban bagi seorang Muslim, hamba dari Sang Pencipta untuk menjauhkan diri dari apa-apa yang membuat murka Rabb-nya. Perkara penting yang paling penting bagi seorang muslim untuk menjauhinya dan takut jatuh ke dalamnya adalah perkara menyekutukan Ilah-nya, yaitu kesyirikan. Menyekutukan Allah berarti merusak rububiyah Allah dan menghancurkan ilahiyah Allah. وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh." (adz Dzariyat 56-58) Berkata al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam menjelaskan tafsir ayat ini : “Adapun makna ayat ini adalah, bahwa Alla

Mahabbatullah II: Pupuk Cinta dan Tanda-Tanda Cinta

Melanjutkan pembahasan sebelumnya tentang sebab-sebab Mahabbatullah, kali ini kita akan membahas tentang amalan yang dapat memupuk Mahabbatullah dan tanda-tanda Mahabbatullah dalam diri kita. Di antara amalan pemupuk cinta adalah; 1. Membaca dan merenungi surat-surat cinta-Nya Allah azza wajalla, telah mengirimkan surat-suratNya kepada kita melalui perantaraan utusanNya al Mustofa. Maka jalan pertama untuk mencintai-Nya adalah dengan membaca surat-surat itu. الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (al Baqarah 121) Dan tidak hanya membaca, tapi juga memperhatikan ayat-ayatnya dan mengkajinya. كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا

Bawang Merah

Diriwayatkan dari Abu Dawud dalam Sunan-nya, dari Aisyah radhiallahu 'anha, bahwa beliau pernah ditanya tentang bawang merah, Aisyah menjawab: "Sesungguhnya makanan yang paling terakhir dimakan oleh Nabi saw adalah makanan yang di dalamnya terdapat bawang merah" Karena aromanya yang kurang disukai, maka dalam hadits Bukhari-Muslim, Nabi saw melarang memakannya ketika hendak masuk ke masjid. Bawang merah merupakan makanan yang memiliki sejarah panjang dan telah dikenal manusia sejak zaman dulu. Disebutkan bahwa para dokter Fir'aun mengatakan bahwa bawang merah memiliki kandungan gizi yang dapat menguatkan tubuh. Bawang merah pun telah biasa digunakan masyarakat kita, tidak hanya untuk masakan, tapi juga sebagai campuran obat gosok saat masuk angin. Selama ini kita melakukannya hanya karena mengikut ajaran kakek nenek kita. Namun jika kita menelaah kajian para ahli thibbun nabawy tentang bawang merah, maka kita akan paham bahwa bawang merah itu luar biasa. S

Jual Beli yang Dilarang

Dalam fikih muamalah, selain pokok-pokok larangan berupa riba, gharar (ketidakjelasan), dan maysir (peruntungan), terdapat juga bentuk-bentuk jual beli terlarang yang dibahas secara khusus oleh para ulama. Kita akan membahasnya mulai yang mungkin terjadi di dekat kita sebagai berikut. 1. Jual beli oleh anak kecil  Ulama fiqih sepakat tentang tidak sah-nya jual beli orang gila dan orang mabuk. Namun terkait anak kecil, ulama berbeda pendapat. Sebagian ulama membatasi bahwa sah-nya jual beli hanya bagi mukallaf (baligh). Ini adalah pendapat Syafi'iyyah. Adapun sebagian ulama lain membolehkan, jika anak sudah mumayyiz. Yang dimaksud mumayyiz adalah mampu menalar benar-salah, baik-buruk, sebagian pendapat menyebutkan umur 7 tahun. Namun ulama tetap mensyaratkan izin walinya dalam jual beli tersebut.  2. Jual beli saat adzan Jumat Pelarangan akan hal ini telah dengan jelas disebutkan di dalam Al Quran, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ

Bersabarlah dengan Kesabaran yang Indah!

Tahukah kita, bahwa di antara induk akhlaq mulia yang diajarkan agama yang lurus ini adalah kesabaran? Mungkin, kita telah memahami bahwa di antara metode pemecahan berbagai permasalahan kehidupan adalah kesabaran. Namun, makna sesungguhnya dari sifat sabar telah terabaikan. Saudaraku fillah, Mari sedikit kita selami makna kesabaran dalam pelbagai karya Sang Pencipta. Perhatikanlah pembentukan janin hingga ia sempurna menjadi bayi yang siap lahir. Fase-fase itu dilalui dengan bertahap hingga ia menjadi sempurna. Sungguh, ia tidak menjadi sempurna dengan seketika. Pernah ke kebun atau sawah? Lihatlah bagaimana aneka tanaman bermula dari bibit, tumbuh sedikit demi sedikit,  lalu menjadi hasil yang siap dipanen. Renungkanlah, bukankah keimanan pada dalil telah meyakinkan kita bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari? إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ "Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan

Ma'rifatullah: Mencintai Allah (1)

Mereka yang telah mengenal Allah (ma'rifatullah), maka akan segera sadar, bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Mencinta, dan paling pantas dicinta. Bagaimana tidak? Semua kebaikan dan kesempurnaan itu kembali padaNya. Maka jiwa yang lurus dan mengikuti fitrah, tentu akan mencintai kebaikan dan kesempurnaan itu. Bahkan, Allah-lah al-Wadud (Maha Mencintai dan Dicintai), yang mana di antara maknanya ialah Dia memudahkan hamba-hambaNya yang beriman untuk mencintaiNya. Imam Ibnul Qayyim dalam Thaariqul Hijratayn berkata: “Rasa cinta ditinjau dari faktor yang membangkitkannya terbagi menjadi dua: 1. Cinta yang timbul dari faktor kebaikan, menyaksikan banyaknya nikmat dan anugerah yang dilimpahkan. 2. Cinta yang timbul dari faktor kesempurnaan dan keindahan. Kita bahas satu per satu ya... Faktor pertama... Sebagai manusia memiliki banyak keterbatasan, tentu kita dengan mudah memahami banyaknya kebaikan, nikmat, dan anugerah yang kita terima tanpa bersusah payah. Li

Kalimatullahi Hiyal 'Ulya

 إِلا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (٤٠ Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad) , sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah) ; sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya , "Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita." Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara yang tidak terlihat olehmu , dan dia menjadikan kalimat (seruan) orang-orang kafir itu rendah . DAN KALIMAT (SERUAN) ALLAH ITULAH YANG TINGGI . Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana . (QS. at-Tau

Bawang Putih

Sebuah hadits menyebutkan; "Makanlah bawang putih dan berobatlah dengannya, karena di dalamnya terkandung obat untuk 70 penyakit" (Disebutkan Imam Suyuthi dalam Jami'ul Jawami', Imam Dailamy menyebutkannya dari riwayat Ali) Bawang putih adalah sayuran yang telah dikenal sejak lama sebagai pengobatan. Bahkan sebagian masyarakat terbelakang ada yang menganggapnya dapat menangkal gangguan roh jahat. Mungkin karena mereka menganggap apa yang menurut medis sebagai flu dan demam adalah gangguan roh jahat :) Sejarah bawang putih sebagai makanan dan obat telah berlangsung sangat lama. Sebagian literatur menyebutkan ia telah dimanfaatkan oleh bangsa Babilonia, Yunani, dan Mesir kuno. Melihat peranan penting tumbuhan ini ditinjau dari ilmu kedokteran, beberapa buku rujukan kedokteran mencantumkan khasiat tanaman obat ini. 1. Memelihara dan menjaga tekanan darah, mengaktifkan gerakan jantung, merangsang peredaran darah, dan bermanfaat mengobati pengerasan di pembuluh

Keluhuran Akhlaq

Dari An Nawas bin Sam’an radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam, beliau bersabda: البر حسن الخلق “ Kebajikan itu keluhuran akhlaq ” (HR. Muslim) Hadits ini menunjukkan urgensi akhlak dalam agama ini, karena nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitakan bahwa seluruh kebajikan terdapat dalam keluhuran akhlak. Dengan demikian, seseorang yang paling baik adalah seorang yang luhur akhlaknya. Imam Ibnu Rajab al Hambali rahimahullah menjelaskan makna kata al birr (kebajikan) yang terdapat dalam hadits di atas. Beliau berkata, " Diantara makna al birr adalah mengerjakan seluruh ketaatan, baik secara lahir maupun batin. (Makna seperti ini) tertuang dalam firman Allah ta’ala , لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ ا

Transaksi Maysir

Kata Maysir dalam bahasa arab berarti mudah, atau lapang. Dalam muamalah, maysir dapat dimaknai sebagai cara memperoleh harta dengan jalan yang mudah, berdasarkan kemungkinan, yang mendatangkan keuntungan di satu pihak dan kerugian di pihak lainnya. Karena itu terjemah dari kata maysir adalah berjudi. Hukum berjudi telah jelas dan terang bagi kita semua; haram. Hal ini, salah satunya disebutkan dalam firman Allah azza wa jalla; يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi , (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah keji, termasuk perbuatan syaitan . Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (al Maidah: 90) Ayat ini secara tegas mengharamkan judi. Bahkan ia menyebutkannya sebagai "rijsun", sesuatu yang keji, kotor, dan menjij

ar-Ridho

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاء مَرْضَاتِ اللّهِ وَاللّهُ رَؤُوفٌ بِالْعِبَادِ   "Dan di antara manusia ada orang yang menjual dirinya karena mengharap keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya." (al Baqarah 216) Berpegangnya kita pada kalimatullah, yaitu kalimat tauhid atau syahadat, diibaratkan sebagai keridhoan kita dalam menjual jiwa kita kepada Allah, karena kita mencari ridho-Nya. Hal ini sangat berbeda dengan mereka yang menyerukan kalimat kekafiran, sebagai mana diangkat dalam rangkaian ayat-ayat ini, yang dimulai dari ayat 204. وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللَّهَ عَلَىٰ مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ "Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras." (ayat 204). Mereka adalah penen