Langsung ke konten utama

Kalimatullahi Hiyal 'Ulya


 إِلا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (٤٠



Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, "Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita." Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara yang tidak terlihat olehmu, dan dia menjadikan kalimat (seruan) orang-orang kafir itu rendah. DAN KALIMAT (SERUAN) ALLAH ITULAH YANG TINGGI. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (QS. at-Taubah, 9:40)

Kalimat orang-orang kafir dan seruan-seruan mereka telah dipastikan oleh Allah azza wa jalla sebagai kalimat yang rendah. Sebab kalimat dan seruan mereka bersumber dari nafsu dan akal mereka. 

Kalimat mereka sangat berbeda dengan Kalimat Allah. Kalimat Allah itu tinggi. Sebab ia bersumber dari Sang Pencipta, Yang Maha Tahu akan segala hakikat.

Kalimat Allah muncul dari kehendak-Nya. Jika ia telah berkehendak, maka tidak satu kekuatan pun akan menghambat kehendak itu.

Jika Allah bekehendak Rasul-Nya menang, maka dia takkan mati walaupun dikepung oleh kafir Quraisy saat malam kepergiannya hijrah.

Terkadang seekor laba-laba pun "diperalat"Nya untuk meninggikan kalimat-Nya dengan membuat sarang di mulut gua.

Terkadang, pasir dan batu pun dijadikanNya menjatuhkan kuda Suraqah yang mengejar Nabi saw demi meninggikan kalimat-Nya.

Maka demikian pulalah yang akan terjadi pada perjuangan menegakkan kalimat-Nya. Maka Allah menutup ayat ini dengan kalimat; "..Dan Allah adalah Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana". Tidak akan ada yang dapat mengalahkan keperkasaan-Nya, dan Ia Maha Bijaksana dalam menggunakan keperkasaan-Nya.


Maksud yang terkandung dalam Kalimat Allah itu amatlah luas. Dalam surat al-Kahfi ayat 109, Allah menegaskan bahwa sekiranya lautan menjadi tinta untuk menuliskan kalimat-kalimatNya, maka lautlah yang akan kering isinya, sedangkan kalimat Allah belum juga habis tertuliskan.

Namun, pokok tertinggi dari kalimat Allah adalah pondasi keislaman dan keimanan kita, yaitu KALIMAT THAYYIBAH, inilah KALIMAT TAUHID. Lawannya adalah Kalimat Khabitsah (kalimat yang buruk).


أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاء
تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُون
وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَار

"Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon buruk yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun" (QS. Ibrahim, 14;24-26)


Sifat keduanya sangat berbeda. Maka barang siapa yang berpegang pada yang kalimat KUAT, ia akan kuat. Sedangkan yang berpegang pada kalimat yang lemah, ia akan lemah, terombang-ambing, dan jatuh.

Di zaman sekarang, kita dapat melihat musuh-musuh Allah tidak letih-letihnya menyerukan kalimat-kalimat mereka. Dalam bentuk isme-isme yang bertentangan dengan seruan Sang Pencipta. 

Mereka membawa feminisme untuk menyamakan kodrat pria dan wanita yang pada dasarnya berbeda. Mereka membawa kapitalisme untuk mengkayakan yang kaya dan memiskinkan yang miskin dengan sistem bunga pinjaman dan riba.

Mereka membawa liberalisme untuk membebaskan nafsu mereka merusak diri dan masyarakat mereka. Mereka membawa atheisme untuk merealisasikan kesombongan mereka sebagai makhluk terhebat, penguasa dunia. Mereka lupa, bahwa sehebat apapun mereka, mereka sekedar makhluk, bukan Khaliq!

Maka bagaimanakah seruan-seruan ciptaan hendak diletakkan di atas seruan dan kalimat Pencipta?

Sebab itu, betapa pun mereka memperjuangkannya, kalimat-kalimat kekafiran itu laksana balon-balon yang membumbung sebentar ke udara, terkadang ke kanan, terkadang ke kiri, tanpa pendirian yang kuat. Bahkan mudahnya ia jatuh ketika tidak ada angin, bahkan meletus dengan duri yang kecil.

Kita, telah diberikan Allah pegangan yang kuat, kalimat yang kuat. Yang telah Dia kehendaki kemenangannya, kemuliannya, dan ketinggiannya. Sebagaimana Ia telah memenangkan nabi-Nya, memuliakan ia dan para sahabatnya, dan meninggikan umat ini.

Jika kita menyelami samudera sejarah, maka kita akan dengan mudah menemui, bahwa umat dan masyarakat itu jaya ketika kalimat Allah dipegang dengan kuat. Maka, bagaimana mungkin kita akan berpindah kepada kalimat dan seruan lain.


Sebagai penutup, renungkanlah sejenak perumpamaan sederhana ini.

Anda membeli sebuah komputer. Maka produsen komputer menyuruh Anda berpegang pada buku panduan jika ada masalah yang muncul. Setelah beberapa waktu, komputer Anda rusak. Dalam kondisi seperti ini, mana yang lebih baik; membuka buku panduan dari produsen, atau membuat buku panduan versi Anda sendiri?

Maha Suci Allah dari perumpamaan yang lebih rendah dari dzat-Nya.


Wallahu a'lam




Maraji': Tafsir Buya Hamka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Orang Tua Dulu Bisa Mengasuh Anak Tanpa Ilmu Parenting?

Ada banyak versi jawaban terkait hal ini. Berikut ini hanya salah satunya saja, versi pribadi. Bisa jadi sangat kontroversial. Silahkan diskip jika tidak sepakat. Atau disebarkan, jika manfaat. Mungkin, pengasuhan orang tua kita zaman dulu berhasil, tanpa ikut seminar parenting, karena kesholihan mereka. Suksesnya pengasuhan seorang anak itu karena hidayah Allah. Bukan karena keahlian orang tuanya, atau keahlian konsultan, psikolog, dsb. Jika demikian, maka cara utama tuk mengasuh anak adalah dengan mendekat ke Sang Pemilik Hidayah. Menjadi orang tua sholih. Sholih bukan hanya terbatas rajin sholat, rajin sedekah, rajin ke masjid dll. Tapi sholih yang utama juga termasuk ibadah hati berupa tulus ikhlas, syukur, dan sabar. Mungkin orang tua kita zaman dulu tidak banyak jumlah ngaji dan sholatnya. Tapi bisa jadi setiap kalinya dilakukan dengan hati penuh ikhlas, syukur, dan sabar. Maka itulah penyebab datangnya hidayah Allah, dalam pertumbuhan anak-anak mereka. Atau juga mung

Bahaya Hidup Sederhana bagi Anak?

Menurut Psikolog David J Bredehoft PhD, anak yang tidak terdidik hidup sederhana akan mengakibatkan, di antaranya; 1. Selalu ingin hadiah segera 2. Tidak mampu mengendalikan diri 3. Makan berlebihan 4. Tidak bertanggung jawab 5. Tidak paham apa itu "cukup", dll. Dalam islam sendiri, ajaran hidup sederhana erat kaitannya dengan pembentukan karakter syukur. Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia juga tidak akan mensyukuri yang banyak.  [HR. Ahmad, 4/278] Anak yang tidak bisa mensyukuri makan nasi tempe tahu, akan sulit mensyukuri makanan yang lebih mewah daripada itu. Anak yang tidak bisa mensyukuri jatah gadget 15 menit sehari, akan sulit bersyukur dikasih jatah gadget berapa lama pun. Anak yang tidak bisa mensyukuri liburan murah meriah, akan sulit bersyukur ketika diajak liburan mewah. Akhirnya anak tidak tahu apa itu cukup, dan sulit bahagia kecuali level rewardnya dinaikkan terus. Dalam mendidik kesederhanaan, orang tua harus menjadi teladan.

Doa Menolak Wabah Penyakit

اللهم إن هذا المرض جند من جنودك Allahumma inna hadzal marodho jundun min junuudika تصيب به من تشاء وتصرفه عمن تشاء Tushiibu bihi man tasyaaa', wa tashrifuhu 'an man tasyaaa' اللهم فاصرفه عناوعن بيوتنا وعن والدينا وازواجنا واهلنا وبلادنا وبلادالمسلمين و كل بلاد Allahumma fashrifhu 'annaa wa 'an buyuutinaa wa 'an waalidiinaa wa azwajinaa wa ahlinaa wa bilaadinaa wa bilaadil muslimiin wa kulli bilaad وحفظها مما نحافه ونحذر Wahfazhnaa mimmaa nakhoofuhu wa nahdzar فانت خير حافظ وانت ارحم الراحمين Fa Anta khoirun haafizho Wa Anta arhamur raahimiin Ya Allah, sesungguhnya penyakit ini adalah salah satu tentaramu Engkau timpakan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hindarkan darinya siapa saja yang Engkau kehendaki Ya Allah, hindarkanlah penyakit ini dari kami, dari rumah-rumah kami, hindarkan dari orang tua kami, pasangan-pasangan kami, keluarga kami, dari negeri kami dan negeri kaum muslimin dan dari seluruh negeri. Dan lindungilah kami d