Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Pasarnya Para Pejuang

Dikisahkan, setelah berhijrah ke Madinah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyadari bahwa Yahudi menguasai perdagangan di kota Madinah melalui penguasaan atas pasar Bani Qainuqa.  Nabi saw pun berkeinginan agar Madinah memiliki pasar lain yang bebas dari kekuasaan Yahudi. Lantas beliau saw memasang tenda besar di tempat Baqi’ Ibnuz Zubair. Nabi saw meresmikan pasar ini dengan mengatakan, هَذَا سُوْقُكُمْ “Ini adalah pasar kalian, kaum muslimin.”  Hal ini membuat orang-orang Yahudi marah besar. (Al-Ishthifa’i min Sirah Al-Mushthafa, hlm. 230) Mengapa mereka marah? Karena mereka akan kehilangan customer yang akan memperkaya mereka. Karena mereka tahu, ekonomi adalah salah satu penopang peradaban. Maka ketika ekonomi umat Islam kuat, peradaban Islam akan menguat, dan akhirnya menumbangkan kecurangan, riba dan kezhaliman yang menjadi kebiasaan muamalah mereka. Di sinilah urgensi bagi orang-orang beriman memiliki pasar  di mana uang mereka berputar di antara mereka sendiri. Pasar y

Rezeki Halal dan Haram Sama Saja

“Wahai manusia bertakwalah kepada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki, karena tidaklah suatu jiwa akan mati hingga terpenuhi rezekinya. Walau lambat rezeki tersebut sampai kepadanya. Maka bertakwalah kepada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki, ambillah rezeki yang halal dan tinggalkanlah rezeki yang haram”  [HR. Ibnu Majah, dishahihkan Al-Albani] Di antara makna dari hadits ini adalah rezeki sudah ditetapkan besarannya, sesuai dengan ilmu dan kebijaksanaan Allah azza wa jalla. Namun untuk mendapatkan rezeki yang sudah ditetapkan itu, manusia wajib berusaha. Sebagaimana teguran Umar bin Khattab kepada sekelompok orang yang hanya duduk-duduk saja di masjid; "...Sesungguhnya Allah Ta’ala mengaruniakan rezeki kepada mereka yang berusaha dan bekerja. Apa kalian tidak membaca firman Allah, 'Apabila shalat (Jumat) telah selesai dilaksanakan, maka menyebarlah kalian di muka bumi dan carilah kemurahan (rezeki) dari Allah'." (Lihat buku Tak