Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

Jangan-Jangan Mereka Tidak Butuh Doa Kita?

Mereka banyak penghafal Quran, membaca banyak Quran, dan mujahid pembela tanah suci. Doa mereka sepertinya lebih maqbul dan didengar Allah Ta'ala dibanding kita. Lalu mengapa kita berdoa untuk mereka? Kita, berdoa untuk mereka justru demi diri kita sendiri. Menunjukkan iman dan ukhuwwah kita di hadapan Allah. Bahwa kita satu kelompok dengan para penghafal Quran dan penjaga tanah suci itu. Beruntunglah kita yang mendapat hidayah dari Allah, sehingga berdoa untuk mereka, karena iman dan ukhuwwah. Yang merugi adalah, ketika beberapa bulan lalu Allah turunkan hidayah kepadanya untuk berdoa, lalu di tengah jalan memilih berhenti dan keluar dari kelompok yang berdoa, padahal pembunuhan masal dan penistaan tanah suci masih terus terjadi. #terusdoa #terusdonasi #terusboikot #savegaza

Ajak Anak Berdoa

Berdoa agar Pemilu lancar, dan Allah menangkan pemimpin dan aleg terbaik untuk Indonesia. Anak-anak yang belum baligh, belum punya dosa. Jika mereka diajak dan diajarkan untuk berdoa dengan khusyu,  Jika mereka termasuk yang rajin mengaji dan sholat dengan baik, Bisa jadi doa mereka lebih makbul daripada doa orang tuanya. Yuk, kuatkan doa. #viralkandoa

Tiga Tipe Mengasuh Anak

1. Asal Kenyang Ortu fokus ngasih makan anak. Yang penting kenyang hari ini. Hidup dari hari ke hari. 2. Asal Pinter Ortu fokus nyekolahin anak. Pendidikan harus tinggi. Agar sukses di masa depan. Hidup hari ini tuk masa depan. 3. Asal Sholeh Ortu fokus pada ibadah anak. Anak harus dekat sama Alloh. Hidup hari ini untuk beyond masa depan ; abadi di akhirat. Repot sih, kalau ortunya memahami bahwa Islam adalah agama sempurna (komprehensif).  Hidup sehat, rajin belajar, seneng sholat, nutup aurat, ga kerja yang ngelanggar syariat, ga percaya tahayul, akhlak mulia, dll harus include dalam pendidikan di rumah. Males banget kan. Paling enak tinggal fokus kasih makan aja. Mirip hewan lainnya sih (katanya manusia termasuk Kerajaan Hewan). Atau mentok-mentok fokus sekolah lah. Biar sukses di dunia. Bangun sholat subuh atau nutup aurat terserah ceunah. Jadi, pilih yang manah?

Pelayaran Pengantar Takdir

  Oleh: Abdussalam Almuqorrobin Assalamualaikum warahmatullah, Namaku Muhammad Huo Cho. Aku adalah seorang Laksamana Angkatan Laut di Tiongkok. Aku ingin menceritakan pelayaran pertamaku yang membawaku kepada takdir menjadi Laksamana Angkatan Laut. --- Matahari muncul dari timur. Suara tangisan memenuhi ruangan. Membuat semua orang yang berada di ruangan itu mengucurkan air mata. Seorang bayi telah lahir. Di hari Jumat, 1 Januari 1371, Yunan, Tiongkok, aku memulai hidup sebagai anak dari nelayan. "Alhamdulillah, anak kita lahir dengan selamat", ucap sang ayah. "Muhammad Huo Cho namanya". "Alhamdulillah, nama yang bagus", lanjut sang ibu. Sejak berumur 3 tahun , aku sudah diajari membaca Al-Quran. Berkat didikan ibuku yang fasih membaca Al-Quran, dalam waktu tiga tahun aku sudah berhasil membaca Al-Quran dengan lancar tanpa makhraj dan tajwid yang salah. Empat tahun setelahnya aku selesai menghafal Al-Quran. "Ayo cepat berangkat Hua Cho", seru Aya