Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Banyak Jalan Menuju Juru Bahasa Freelancer

1. Yakin Rezeki sudah ada yang ngatur. Mau jadi karyawan atau freelancer, yakinlah rezekinya sudah ada dari Dia. Kuda Nil yang kerjaannya cuma berkubang aja badannya makmur, masa kita yang manusia ga yakin dengan rezeki dari-Nya. 2. Usaha Maksimal Sayangnya kita bukan Kuda Nil, yang usaha maksimalnya adalah berkubang di empang. Potensi 素晴らしい yang ada pada manusia, menuntut usaha yang keren dan sepadan. With great power comes great responsibility 😎 Beberapa contoh memaksimalkan usaha disebutkan di bawah. 3. Asanebo wa Kinmotsu Menjadi freelancer bukan untuk meningkatkan skill asanebo. Kalo jadi karyawan aja harus selalu bangun pagi dan kerja sampai sore, masa freelancer berharap penghasilan lebih baik tapi bangun kesiangan. 冗談じゃない。 Mulailah ikhtiar sebagai freelancer sedari pagi. 4. Siapkan Sertifikat N Khususnya bagi pemula, sertifikat N2 apalagi N1 akan mempengaruhi calon user untuk memilih kita. Ini bagian ikhtiar yang penting.  Jangan ragu luangkan waktu tuk belajar da

3 Bercanda yang Dilarang

1⃣ Bercanda Dusta وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ “Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Tirmidzi no. 3315, hasan) Di antara contoh candaan seperti ini jaman sekarang misalnya candaan resep nasi biryani dalam teks bahasa India, padahal setelah digoogle translate isinya bukan resep nasi biryani. Dan berbagai contoh candaan lain yang intinya kebohongan untuk sekedar mengundang tawa. Mungkin dianggap hal kecil, padahal ancaman "celaka" diulang sampai 3x oleh Nabi shallallahu `alaihi wasallam. 2⃣ Bercanda Menakut-nakuti لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا “Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim yang lain.” (HR. Ahmad 23064, shahih) Di antara bentuknya di zaman sekarang adalah berbagai bentuk _prank_ yang menakut-nakuti orang lain demi mengundang tawa penonton. Termasuk juga bercanda  pura-pura ingin

Menjauh dari Al-Quran

Sejak 1400an tahun yang lalu Allah azza wajalla telah menceritakan tentang datangnya zaman ketika kaum muslimin menjauh dari Al-Quran. Menjauh artinya tidak membacanya, mempelajarinya, apalagi mengamalkannya. Allah azza wa jalla berfirman: وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا Dan Rasul (Muhammad) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur'an ini sesuatu yang dijauhi.” (QS. Al-Furqan: 30) Di antara akibat dari menjauh dari Al-Quran adalah; kehidupan yang sempit . Hal ini Allah azza wajalla tegaskan dalam firman-Nya: وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, ... (QS. Tha-Ha: 124) Maksud dari "berpaling dari peringatan-Ku" adalah berpaling dari Al Qur'an. Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan: Yaitu menyelisihi perintah-Ku dan menyelisihi apa-apa yang Aku turunkan kep

Tiga Prinsip Dasar Pendidikan

Cukup 3 saja. Mudah dihapalkan. Tinggal dipraktikkan. 😁 1. Teladan لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.." [Al Ahzab: 21] Manusia adalah pembelajar peniru. Pertama kali belajar dengan meniru sekelilingnya. Kalau mau anak jadi perokok, rajin-rajinlah merokok di depan mereka. Kalau mau anak malas mengaji, jangan pernah mengaji di depan mereka. Kalau lagi ingin banget mengaji, sembunyilah. 2. Dialog Al Quran banyak memuat contoh dialog orang tua dan anak. Mulai dari Ibrahim dan Ismail, Ya`qub dengan anak-anaknya, bahkan Luqman, yang bukan nabi bukan rasul tapi dialog detilnya dengan si buah hati diabadikan dalam satu surat khusus. Teladan saja memang tidak cukup. Perlu dialog. Hanya dengan tidak pernah minum bir di hadapan anak tidak cukup. Harus ada dialog kenapa bir tidak baik dan tidak boleh. Hanya dengan terlihat mondar-mandir ke masjid 5x sehari juga tidak cuku

Para Pedagang dan Para Nabi

[Belajar Muamalah-007] عن عبد الله بن عمر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: « التَّاجِرُ الأَمِينُ الصَّدُوقُ الْمُسْلِمُ مَعَ الشُّهَدَاءِ – وفي رواية: مع النبيين و الصديقين و الشهداء –  يَوْمَ الْقِيَامَةِ » رواه ابن ماجه والحاكم والدارقطني وغيرهم Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhu bahwa Rasuluillah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang pedagang yang jujur dan amanah akan bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat (nanti).” [HR. Tirmidzi no.1209, hadits hasan] Hadits ini, selain menunjukkan betapa Islam memperhatikan hal-hal duniawi seperti perdagangan, juga menunjukkan kedudukan mulia para pedagang secara khusus; bersama para Nabi. Syaratnya adalah jujur dan amanah. Ringan dibaca, tapi kenyataannya berat dipraktikkan, karena godaan harta memang salah satu godaan terbesar bagi manusia. Demi kelancaran transaksi, seseorang bisa menutupi sebagian aib barang jualannya, tidak menginformasikan spek

Dua Solusi untuk Riba

[Belajar Muamalah-006] Problematika Riba di zaman ini begitu kompleks, menyelesaikannya tidak akan semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam juga telah bersabda: “Suatu saat nanti manusia akan mengalami suatu masa, yang ketika itu semua orang memakan riba. Yang tidak makan secara langsung, akan terkena debunya.” (HR. Nasa`i no. 4455, namun dinilai dhaif oleh al-Albani) Walaupun haditsnya dhaif, namun maknanya dapat dibenarkan. Dan bisa jadi itulah zaman kita sekarang, ketika sistem ekonomi sebuah negara dibangun dengan sistem bank sentral. Namun demikian, janganlah kita pasrah atau bahkan menikmati riba begitu saja karena merasa sudah tidak bisa menghindarinya. Wajib bagi setiap orang beriman untuk menghindari riba sekuat tenaga mereka, karena riba termasuk dosa besar. Tentu berbeda kedudukan orang yang bermandikan debu riba dan menikmatinya dengan yang sekedar terciprat debu setelah berusaha menghindarinya. Untuk itu, Allah azza wa jal

Cinta Rasul

Dari Ibunda kita Aisyah -semoga Allah meridhainya- , dia berkata: Tatkala aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang lapang, aku berkata: "Ya Rasulallah, doakanlah aku." Beliau pun bersabda: "Allahummaghfir li Aisyah maa taqaddama min dzanbihaa wa maa ta-akhkhara, wa maa asarrat wa maa a'lanat" (Ya Allah, ampunilah Aisyah, atas dosa yang terdahulu maupun yang akan datang, dosa yang sembunyi-sembunyi maupun yang terang-terangan) Maka Aisyahpun tertawa sampai kepalanya rebah di pangkuan Rasulullah saw karena tawanya. Beliau bersabda: "Apakah doaku membuatmu bahagia? Maka Aisyah berkata: Bagaimana mungkin aku tidak bahagia dengan doamu? Beliau bersabda: " Demi Allah, itu adalah doaku untuk ummatku pada setiap waktu shalat ." [HR. Al-Bazzar, dihasankan oleh Al-Albani] 🎯 Di antara bentuk rasa saling cinta antar suami istri  adalah saling mendoakan dan saling meminta didoakan. 🎯Di antara doa yang paling dibutuhkan manus