Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Terima Kasih

Jika datangnya tahun baru itu kita syukuri, maka apapun aktivitas kita malam sebelumnya, tidak selayaknya melalaikan dari sholat shubuh di masjid keesokan harinya. Jika kita ingin berterima kasih atas nikmat tak terhingga selama ini, maka kepada siapa kalau bukan kepada Allah Ta`ala? #AyoLebihBaik

Bahagia Saat Liburan

Bahagia rasanya ketika di musim liburan seperti ini, masjid komplek penuh, sampai jamaah sholat meluber keluar ruangan, sesuatu yang jarang terjadi. Tidak hanya orang tua, jamaah dipenuhi anak muda, usia remaja khususnya, yang selama ini mungkin mondok, atau sibuk dengan les dll, sehingga tidak terlihat di masjid. Tapi kini, di musim liburan, mereka memenuhi masjid tempat tinggal orang tua mereka. Bahagia melihat mereka yang dulu kecilnya cuma asyik main hape di pojokan masjid, kini, di pojokan yang sama, quran yang dipegangnya, terdengar sayup suara murajaahnya. Bahagia, mengetahui bahwa Allah menjaga umat ini dengan penerus-penerus pilihan. #Bahagia.itu.Sederhana === Bogor Raya Permai 23 Rabiul Tsani 1440 31 Desember 2018

Ulama Dewan dan Ulama Dewean

Allah memaksa manusia yang punya iman agar taat kepada Ulil Amri. Allah berfirman dalam Alquran Surat An Nisa ayat 59: يايها الذين امنوا اطيعوا الله واطيعوا الرسول واولى الامر منكم فان تنازعتم في شيء فردوه الى الله والرسول Artinya, "Wahai orang yang punya iman, taatlah kalian kepada Allah, taatlah kalian kepada Rasulullah dan kepada Ulil Amri di antara kalian. Dan ketika kalian berselisih pendapat atas sesuatu, maka kembalilah kepada Allah dan Rasulullah." Ibnu Abbas menafsirkan Ulil Amri ada dua, yakni Ulama dan Umara. Untuk urusan ukhrowi, Ulil Amri-nya adalah Ulama. Untuk urusan duniawi, Ulil Amri-nya adalah Umara. Zaman now, tak ada lagi Imam Mujtahid kaliber Imam Syafi'i, Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Malik dan lain-lain. Oleh karena itu, sangat mudah dilogika bahwa Ulama zaman now adalah Ulama Dewan, kumpulan para ahli di berbagai bidang, sehingga lebih representatif dalam mengeluarkan Fatwa, dibandingkan dengan Ulama Dewean (sendirian) dan diba

MEMAKSA BERAKTIVITAS SHUBUH

Dari sahabat Shokhr Al Ghomidiy, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” [HR. Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud, shahih] Imam Tirmidzi mengatakan bahwa jika Rasulullah mengirim pasukan atau barang, ia memberangkatkannya di waktu shubuh [Fiqih Sunnah 4/119]. Shokhr, sahabat perawi hadits ini diriwayatkan selalu mengirim kafilah dagangnya di waktu shubuh sehingga ia menjadi kaya dan berlimpah harta. Bahkan menurut Imam Ahmad, saking banyak hartanya Shokhr ra sampai tidak tahu lagi di mana menyimpan hartanya. Begitu besarnya keberkahan yang dijanjikan Rasulullah saw, setan pun pasti mengeluarkan usaha terbaiknya agar manusia tidak mendapatkan keberkahan ini. Karenanya beraktivitas di waktu utama ini harus dipaksakan . Sebagaimana Nabi saw menyengaja mengirim pasukan di pagi hari. Sebagaimana Shokhr ra menyengaja mengirim kafilah dagang di pagi hari. Maka, paksakanlah aktivitas kita di wakt

Belanjalah Untuk Orang Tua

Ada orang tua yang dihapuskan kesalahannya di alam kubur. Ketika ditanya; apa alasannya? Ternyata karena sedekah anaknya di dunia. أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ أَبِى مَاتَ وَتَرَكَ مَالاً وَلَمْ يُوصِ فَهَلْ يُكَفِّرُ عَنْهُ أَنْ أَتَصَدَّقَ عَنْهُ قَالَ نَعَمْ Seseorang berkata kepada Nabi, “Sesungguhnya ayahku meninggal dunia dan tidak berwasiat, apakah sedekahku bisa menebus (kesalahan) nya?” Beliau menjawab, “Ya” [HR. Muslim] Inilah di antara bentuk bakti tertinggi anak kepada orang tua; menyelamatkannya ketika ia sudah tidak berdaya lagi menyelematkan dirinya sendiri di alam kubur. Dulu, ketika kita baru lahir, tidak berdaya mengurus diri kita sendiri, orang tualah yang mengurus segala sesuatunya untuk kita, memberikan kenyamanan untuk kita. Maka, sangat amat pantaslah jika di saat mereka sudah tidak berdaya lagi, kita berkorban, sekuat tenaga kita, untuk memberikan mereka kehidupan yang nyaman di alam sana. Belanjakanlah harta untuk orang tua.

Spirit Haji Wada; Estafet Dakwah

Hikmah dari Tausiyah Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Syuhada Bahri Asrama Haji Pondok Gede 12-12-2018 Diriwayatkan oleh Ustadz Syuhada Bahri, dari seorang petugas rohani di salah satu RS Islam di Yogyakarta, bahwa ternyata hanya 7% pasien yang mampu mengucapkan "Laa ilaaha illallah" di akhir hayatnya. Sedangkan yang 93%, walaupun muslim, ternyata gagal mengucapkannya. Di antara penyebab hal tersebut adalah pola pikir pragmatis materialistik. Mengumpulkan materi tapi untuk orientasi dunia. Karenanya, di antara penyesalan terbesar manusia saat sakaratul maut adalah kurangnya bersedekah. وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematia

Sogok Syariah?

[Belajar Muamalah-004] Istilah ini sempat viral ketika disampaikan seorang ustadz kondang dalam sebuah rekaman ceramah. Risywah sendiri termasuk dosa besar, karena "dijanjikan" laknat Allah, bagi pemberi maupun penerimanya. عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الرَّاشِي وَالْمُرْتَشِي Dari Abdullah bin ‘Amr, dia berkata: Rasûlullâh shallallahu `alaihi wasallam bersabda, “Laknat Allâh kepada pemberi suap dan penerima suap”. [HR. Ahmad, no. 6984; Ibnu Majah, no. 2313, shahih] Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa terkadang dalam kehidupan di masyarakat yang tidak ideal, seorang muslim akan terpaksa jatuh pada risywah. Terkait keterpaksaan dalam muamalah yang haram sudah dibahas pada [Belajar Muamalah-003]. Khusus risywah sendiri, sebagian ulama memberikan ulasan khusus bagi mereka yang terpaksa melakukannya. Risywah yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu yang memang haknya diperbolehkan ole

Contoh Praktik Bid`ah Hasanah Zaman Salaf Hingga Sekarang

1⃣ Khalifah Umar bin Khattab mengambil zakat dari kuda yang tidak pernah dicontohkan Nabi shallallahu `alaihi wassalam, walaupun kuda telah biasa ada di Jazirah Arab bahkan sebelum masa kenabian. [Lihat Naylul Authar 4/139] 2⃣ Khalifah Utsman bin Affan menambahkan adzan untuk Sholat Jumat, padahal tidak pernah dicontohkan di masa Nabi shallallahu `alaihi wasallam. [HR. Bukhari no. 873] 3⃣ Imam Asy-Syafi’i biasa mengkhatamkan Al-Quran di bulan Ramadhan sebanyak 60 kali. Ditambahkan oleh Ibnu Abi Hatim bahwa khataman tersebut dilakukan dalam shalat. [Siyar A’lam An-Nubala’, 10: 36] Hal ini tidak ada contohnya dari Nabi shallallahu `alaihi wasallam, bahkan ada hadits yang melarang mengkhatamkan lebih cepat dari 3 hari. 4⃣ Imam At-Tirmidzi dan Imam Al-Hakim berpendapat  bahwa mengucapkan "shadaqallahul-`azhim" setelah selesai membaca Al-Quran merupakan salah satu bentuk adab membaca Al-Quran. [Muqaddimah Tafsir Al-Qurthubi] Hal ini padahal tidak ada contohnya dari Nabi s

Kajian Sunnah dan Kajian Fiqih

Dalam sebuah kajian shubuh, ustadz bertanya kepada jamaah yang hadir: "Mau kajian fiqih atau kajian sunnah? Kalau kajian sunnah, maka ketahuilah bahwa Nabi saw mencontohkan poligami, maka menikah harus poligami karena itulah yang sesuai contoh Nabi. Bukan monogami. Monogami bertentangan dengan contoh Nabi saw. Kalau kajian fiqih, maka hukum poligami bisa sunnah, wajib, makruh, mubah, bahkan haram. Kita kaji dari dalil-dalil secara menyeluruh. Jadi mau kajian apa?" Ibu-ibu pun serentak kompak bersuara lantang; "Kajian fiqihhhh!" Sementara jamaah bapak-bapak hanya bersuara di dalam hati; "Kajian sunnaaaah."

IBADAH BUKAN (hanya) MENCONTOH

Sumber hukum Islam yang telah disepakati ulama ada empat; Al Quran, As Sunnah, Ijma`, dan Qiyas. Maka, membatasi dalil ibadah hanya "contoh" atau "sunnah" saja merupakan hal yang menyalahi kesepakatan ulama dari masa salaf. Bahkan, sumber hukum Islam yang belum disepakati ulama berjumlah lebih banyak daripada 4 hal di atas. Imam Badruddin az-Zarkasyi berkata: “Dan para imam mazhab sepakat bahwa dalil-dalil syariat tidak terbatas pada keempat dalil tersebut (al-Qur’an, Sunnah, Ijma’, dan Qiyas), di mana terdapat dalil syariat lainnya…” [Tasynif al-Masaami’ bi Jam’i al-Jawami’ li Taj ad-Din as-Subki, (Mekkah: Maktbah Qurthubah, 1418/1998), cet. 1, hlm. 3/408] Maka dalam melihat sebuah ibadah, tidak bisa hanya melihat ada tidaknya "contoh", tapi harus melihat ada tidaknya "syariat". Ketika berbicara contoh, hukum menjadi sangat sempit karena hanya berlandaskan sebagian sumber hukum. Tapi ketika membahas syariat, hukum akan lebih luas dan me

Terpaksa Bertransaksi Haram?

[Belajar Muamalah-003] Kondisi zaman yang tidak ideal membuat seorang muslim tidak jarang, terpaksa melakukan praktik muamalah yang diharamkan Allah. Dalam kondisi seperti ini, kaidah fiqih yang dipakai para fuqoha adalah; الضَّرُوْرَاتُ تُبِيْحُ المحْظُوْرَات “Keadaan darurat membolehkan suatu yang terlarang.” Kaidah fiqih ini disimpulkan dari firman Allah ta`ala; فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ “Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas , maka tidak ada dosa baginya.” (QS. Al Baqarah: 173) Berdasarkan kaidah ini, maka seseorang diperbolehkan melakukan praktik muamalah yang aslinya terlarang, dengan 2 syarat: 1. Terpaksa 2. Hatinya tidak menginginkannya 3. Dilakukan sesuai kadar keterpaksaannya (tidak melampaui batas) Contoh kasus: Seorang nelayan perlu uang untuk memperbaiki perahunya yang rusak parah, sedangkan tidak ada yang bisa meminjamkannya uang di desa

Doa Taqwa dan Kaya Raya

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam, beliau biasa berdoa: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى /Allaahumma innii as-alukal hudaa wat tuqaa wal ‘afaafa wal ghinaa/ "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, keterjagaan, dan kekayaan” (HR. Muslim, At Tirmidzi, dan lainnya) #YukDoa #JanganRemehkanDoa #AyoLebihBaik

Bersatulah, Wahai Pejuang!

Allah Ta`ala berfirman; إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ "Sesungguhnya Allah *mencintai* orang yang berjuang dijalan-Nya dalam *barisan* yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (QS. Ash-Shaf: 4) Berjamaah → Cinta Allah Ini adalah rumus dasar. Hanya saja ada kata kuncinya: 1. Berjuang di jalan-Nya 2. Barisan yang teratur seperti bangunan yang kokoh Penekanan khusus Allah berikan kepada para pejuang di jalanNya . Persatuan mereka, jamaah mereka, harus teratur, harus seperti bangunan yang kokoh. Bukan barisan yang biasa-biasa saja, bukan persatuan yang lemah. Karena itu, mereka yang menyatakan diri sebagai pejuang di jalan Allah, wajib berupaya, sekuat mereka, untuk menghindari perpecahan. Dalam menghadapi masalah dan perbedaan di dalam tubuh mereka, wajib atas mereka tetap kokoh, tidak saling menyerang, atau memudahkan perceraian dan perpisahan. Mereka mengutamak

Bunga Bank Harus Diapakan?

[Belajar Muamalah-002] Haramnya bunga bank tentu sudah kita pahami bersama. Namun di zaman berkuasanya ekonomi konvensional seperti sekarang, tidak mudah untuk menghindari bunga bank. Kondisi KETERPAKSAAN membuat kita tetap berurusan dengan bank-bank yang tidak sesuai syariah. Okelah kita tidak menikmati bunga dari bank-bank tersebut karena keharamannya. Tapi apa yang harus kita lakukan terhadapnya? Ada 2 pendapat utama mengenai hal ini. 1⃣Haram memanfaatkannya Menurut pendapat ini, ketika seseorang _terpaksa_ berurusan dengan bank ribawi, maka jangan diambil bunganya, biarkan saja di akunnya. Pendapat ini juga melarang penggunaan bunga bank untuk kegiatan-kegiatan sosial atau sedekah, karena sedekah dari barang haram tidak diterima. Disebutkan dalam hadits yang shahih, "Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik" (HR. Muslim) Konsekuensinya, nasabah ketika ingin menutup tabungannya, harus menyisakan sejumlah uang sesuai bunga yang ia dapat selama menabung.

Bersatulah!

Para sahabat berkata; “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan dan tidak pernah kenyang.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan-jangan kalian makan sendirian?” Mereka menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “ Berjamaahlah kalian saat makan dan bacalah nama Allah, niscaya Allah akan menurunkan berkah.” (HR. Ibnu Majah, shahih) Berjamaah → Berkah Ini adalah rumus dasar. Jika dalam masalah makan saja umat Islam dituntut berjamaah, maka apalagi dalam masalah yang lebih besar; ekonomi, pendidikan, politik, sosial, pengelolaan negara, dll. Maka berjamaahlah dalam ekonomi, dukunglah produsen muslim, produk muslim, toko muslim, ekonomi umat, dst. Kalaupun lebih mahal beberapa ribu tidak akan membuat kita miskin. Kalaupun pelayannya yang kurang ramah malah membuka peluang amal memaafkan. Sambil terus doakan agar umat Islam semakin profesional dalam berbisnis. Sabda Nabi saw; " Semoga Allah merahmati seseorang yang ketika ia menjual, ketika membeli, dan ketika m

Mensikapi Kesalahan Anak

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ “Katakanlah: “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az-Zumar: 53) Hikmah dari ayat ini: 1. Panggil mereka dengan panggilan terbaik. Allah memanggil para pendosa dengan kalimat: "Wahai hamba-hamba-Ku" Ini sebutan pemuliaan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa nama terbaik adalah `abdullah. Maka selayaknya anak yang berbuat salah tidak dipanggil "Eh nakal ya, sini!" Tapi panggillah dengan kalimat lembut; "Sini nak sholih", "Kadieu neng geulis", dll 2. Jelaskan bahwa kesalahan mereka adalah perbuatan menzhalimi diri mereka sendiri. Jelaskan bahwa setiap keburukan yang

Menerima Hadiah dari Pelaku Riba?

Harta haram ada 2; haram karena zat dan haram karena perolehan. Harta haram karena zat seperti babi, termasuk pula harta curian, korupsi dll yang diperoleh tidak melalui keridhoan pihak pemilik harta dan pengambilnya. Harta seperti ini tidak boleh diterima sama sekali, apakah dalam bentuk hadiah, apalagi jika diperjualbelikan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, عَلَى الْيَدِ مَا أَخَذَتْ حَتَّى تُؤَدِّيَهُ “Tangan yang mengambil (harta orang lain) wajib menanggungnnya sampai dia kembalikan.” (HR. Ahmad 20086 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth) Adapun harta haram dari transaksi yang saling ridho antara 2 pihak namun melanggar syariat seperti harta riba, hasil jual beli khamr dll, ulama berbeda pendapat ttg hukumnya. Sebagian menghalalkannya scr mutlak berdasar perkataan Ibnu Mas`ud. Al-Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan, bahwa Ibnu Mas’ud pernah ditanya tentang orang yang terang-terangan makan riba, dan tidak menjauhi harta haram? Bolehkah menerima pemberian darinya dan mendat

Naluri Sehat vs Akal Sakit

Ust Aunur Rofiq: *نادى نوح في الحيوانات مرة واحدة فقط* *فركبت السفينة ،* *وقضى 950 سنة ينادي البشر فاختاروا الغرق ،* *غريزة سليمة أفضل من عقل مريض .* *✍ وأيضا قرر ابن نوح عليه السلام* *أن لا يتغير وهو في بيت أكبر داعية ،* *وقررت امرأة فرعون أن تتغير وهي في بيت أكبر طاغية ،* *لاتتعذر بالظروف فـأنت من تختار طريقك* *⚜ كلام يوزن بالذهب ⚜* Nabi Nuh memanggil seluruh binatang hanya sekali panggil lalu binatang-binatang itu langsung naik ke atas bahtera. Sementara itu selama 950 tahun ia menyeru manusia tetapi mereka lebih memilih tenggelam. Karena itu, naluri yang sehat lebih baik dari akal yang sakit. Anak Nabi Nuh memutuskan untuk tidak berubah padahal dia tinggal di rumah seorang dai terbesar. Sedangkan permaisuri Firaun memutuskan untuk berubah sekalipun dia tinggal di rumah seorang tiran terbesar. Janganlah kamu beralasan dengan situasi dan keadaan karena kamu sendirilah yang memilih jalanmu. “Nasehat yang pantas ditimbang dengan emas”.

Setan yang Kebal Ayat Kursi

Di jaman now, ternyata ada setan yang tidak mempan ayat kursi. Sefasih apapun dibacakan. Jika setan harusnya lari ketika diperdengarkan azan, setan ini bahkan membersamai mereka yang suka sholat di masjid ketika azan, masuk ke dalam kantong-kantong baju mereka, bercengkerama dengan mereka sambil menunggu iqomat, bahkan tak jarang langsung jadi tempat curhat selesai sholat sebelum berdzikir! Jika di masjid saja mereka bisa begitu berkuasa, tak perlu Anda tanyakan lagi betapa powerfull mereka di kantor, pasar, rumah, bahkan kamar tidur. Tahukah Anda setan apa itu? Setan Gepeng!!! 👾 الهاتف كالسيف ان لم تقطعه قطعك

TIDAK MEMINTA SAJA IA BERIKAN, MAKA BAGAIMANA JIKA ENGKAU MEMOHONNYA ??

عندما تشعر باليأس تذكر أن الكثير من النعم  منحها الله لك  بدون أن تسأله فكيف إذا سألته "Ketika engkau merasa putus asa, ingatlah bahwa kebanyakan nikmat yang Allah berikan kepadamu adalah nikmat yang tidak engkau minta, maka bagaimana terhadap sesuatu yang  engkau mohon kepada Nya." (Al Hikam) Yang dikhawatirkan bukanlah tidak terkabulnya doa-doa kita, tetapi yang di takutkan adalah ketika kita sudah malas untuk berdoa, padahal berdoa itu bukan hanya meminta tetapi beribadah kepada Nya. Sungguh terlalu banyak nikmat yang tidak kita minta, tetapi Allah berikan selalu tanpa jeda. Pernahkah kita minta untuk bisa bernafas? Adakah kita pernah memohon untuk bisa berjalan?? Sadarkah bahwa kita tidak pernah berdoa untuk dimudahkan memejamkan mata ketika tidur, tetapi Allah mudahkan mata ini tertutup saat kantuk menggantung kedua kelopak. Karenanya ketahuilah wahai saudaraku, bahwa isi berdoa bukan hanya meminta, tetapi bersyukur atas segala nikmatnya selama ini, yang jika kit

KEBIASAAN ADALAH BAJU DARI BESI

تعودوا الخير فإنما الخير فى العادة "Biasakanlah berbuat baik karena kebaikan itu perlu dibiasakan“ ( Ibnu Mas’ud ) Ulama berkata “Biasakan lisanmu berkata -kata baik karena lisan itu mengikuti kebiasaanya". Aristoteles bertutur “Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang. Karena itu, keunggulan bukanlah suatu perbuatan melainkan sebuah kebiasaan”. Karena itu kita harus pandai-pandai memilih mana kebiasaan yang baik dan mana yang buruk, karena manusia itu adalah produk dari kebiasaan yang ia lakukan setiap hari, jika baik maka ia akan menjadi mulia dan jika buruk maka ia akan menjadi durjana. Mula-mula kita yang membentuk kebiasaan dan akhirnya kita kebiasaaan yang membentuk kita, memang awalnya sulit untuk membiasakan diri berbuat baik, tetapi tetaplah semangat, karena dengan berbuat semuanya akan menjadi mudah. Pepatah Arab mengatakan “ يجعل الصعب سهلاالعمل  ", Dengan berkarya sesuatu yang sebelumnya susah menjadi mudah. Siapakah orang sukses itu? Orang

Jalan Dakwah

Tabiat Jalan Dakwah Jalan dakwah merupakan jalan yang panjang dan penuh kesukaran. Namun, setiap kita hendaknya sabar melaluinya untuk membuktikan keimanan kita kepada Allah Ta’ala yang telah berfirman, الم (١)أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ (٢)وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ (٣) “Alif laam miim. Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘Kami telah beriman,’ dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut: 1-3) Di jalan ini, para da’i pasti akan berhadapan dengan gangguan dan penyiksaan, atau tuduhan-tuduhan dan tekanan-tekanan.  Bahkan kadangkala harus siap mengorbankan jiwa dan raganya . Oleh karena itu,  di  jalan dakwah ini kita membutuhkan: kesabaran dan ketekunan; pengo

Delapan Jenis Rezeki

8 JENIS REZEKI DARI ALLAH 1.Rezeki Yang Telah Dijamin. ‎وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ "Tidak ada satu makhluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin ALLAH rezekinya." (Surah Hud : 6). 2. Rezeki Karena Usaha. ‎وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى "Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya." (Surah An-Najm : 39). 3. Rezeki Karena Bersyukur. ‎لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ "Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu." (Surah Ibrahim : 7). 4. Rezeki Tak Terduga. ‎وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا( ) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ "Barangsiapa yang bertakwa kepada ALLAH nescaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya."

CELAKA karena BERCANDA

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ “Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Daud no. 4990 dan Tirmidzi no. 3315. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan) Contoh humor hoax jaman now; > Obral produk elektronik Panasonic tapi di Jepang (padahal ga ada) > Bikin SIM kolektif gratis tapi di Papua (padahal ga ada) > Lowongan supir pengantar qurban tapi kambing duduk di depan (padahal ga ada) Dll. Hendaklah kita takut pada hari ketika jari kita diminta pertanggungjawabannya. #AyoLebihBaik

Berpahala Karena Tidak Sesuai Sunnah?

Dua orang lelaki keluar untuk safar. Kemudian tibalah waktu shalat dan tidak ada air di sekitar mereka. Kemudian keduanya bertayammum dengan permukaan bumi yang suci lalu keduanya shalat. Setelah itu keduanya menemukan air sedangkan saat itu masih dalam waktu yang dibolehkan shalat yang telah mereka kerjakan tadi. Lalu salah seorang dari mereka berwudhu dan mengulangi shalat sedangkan yang lainnya tidak mengulangi shalatnya. Keduanya lalu menemui Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam dan menceritakan yang mereka alami. Maka beliau shallallahu ‘alaihi was sallam mengatakan kepada orang yang tidak mengulang shalatnya, “ Apa yang kamu lakukan telah sesuai dengan sunnah dan kamu telah mendapatkan pahala shalatmu”. Beliau mengatakan kepada yang mengulangi shalatnya,  “ Untukmu dua pahala ” [HR. Abu Dawud no. 338, An Nasa’i no. 433. Dinyatakan shohih oleh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 3861] Yang sesuai sunnah adalah tidak mengulang sholat. Tapi bagi yang mengulang sholat, mendapat 2

Kewajiban Terhadap Keluarga

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ Dan perintahkanlah kepada keluargamu mengerjakan shalat dan bersabar-sabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberikan rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” [Thâhâ/20:132] Hikmah dalam ayat ini` 1. Kewajiban menyuruh keluarga untuk melaksanakan sholat. 2. Keharusan bersabar dalam menyuruh sholat. Siap mental untuk mengulang-ngulang. Siap mental untuk tidak emosi menyuruh sholat. 3. Sholat adalah tanda syukur atas rizki. Tanda iman bahwa rizki itu dari Allah. Tanda tidak sombong atas rizki pemberian Allah. 4. Sholat adalah salah satu kunci rizki. Rizki yang kita terima bisa jadi adalah buah dari baiknya sholat anak kita, baiknya sholat orang tua kita dulu, kakek kita, dst. 5. Sholat adalah tanda iman kepada akhirat. Orang yang tidak sholat seperti orang