Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Doa Keluarga

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ صَحِيْحًا كَامِلاً وَعَاقِلًا حَاذِقًا وَعَالِمًا عَامِلًا “Ya Allah, jadikanlah ia anak yang sehat sempurna, berakal cerdas, dan berilmu lagi beramal" اَللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيْلَ “Ya Allah, berikanlah kepadanya kelak kefahaman  dalam urusan agama, dan ajarkanlah dia ta’wil (tafsir ayat-ayat al-Qur’an)" اَللَّهُمَّ امْلَأْ قُلُوْبَ أَوْلَادِنَا نُوْرًا وَحِكْمَةً وَأَهْلِهِمْ لِقَبُوْلِ نِعْمَةٍ وَاَصْلِحْهُمْ وَاَصْلِحْ بِهِمُ الْأُمَّةَ “Ya Allah, penuhilah hati anak-anak kami dengan cahaya dan hikmah, dan jadikan mereka hamba-hamba-Mu yang pantas menerima nikmat, dan perbaikilah diri mereka dan perbaiki pula umat ini melalui mereka.” === Doa saat ada yg sakit: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحْوِيلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نَقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سُخْطِكَ Yaa  Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari bergesernya nikmat-Mu (hilang dariku) bergantinya kesehatan (dari)-Mu (dengan

Kasih Sayang Allah: Obral Pahala

🌈✨💎 Allah memang Ar-Rahmaan, sangat penyayang kepada hambaNya yang beriman, yang mau merefleksikan keimanannya dengan amal shaleh. Allah juga Al-Kariim (Maha Pemurah), kalau memberi pahala tidak hitung hitungan. Sering Allah menawarkan amalan yang sederhana dengan memberi pahala yang sangat besar baik secara langsung maupun melalui lisan NabiNya. Salah satunya adalah sebagaimana terdapat dalam hadits no.7930 dalam Kitab Al-Mu’jam Al-Kabir karya Imam Ath Thobroni (w. 360 H); Suatu saat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat Abu Umamah radiyallahu anhu menggerak-gerakkan bibirnya, maka beliau bertanya: "Apa yang sedang kau baca wahai Abu Umamah?" Abu Umamah  menjawab "Aku sedang berdzikir". Kemudian Rasulullah berkata " Maukah aku ajarkan sebuah dzikir yang apabila engkau baca pahalanya sama dengan dzikir satu hari satu malam? " Abu Umamah spontan menjawab "Tentu ya Rasulullah". Kemudian Rasulullah mengajarkan beberapa kalimat (ak

Menjadikan Rumah Sebagai Masjid, Pesantren, dan Majelis Taklim

🏡🌈🍃 Orang beriman tidak boleh lepas dari dua keadaan; sabar dan syukur. 🍃 *Menurut para Ulama, “Iman itu ada dua bagian, sebagian adalah sabar dan sebagian lagi adalah syukur.”* Para Ulama salaf berkata, “Sabar adalah sebagian dari iman.” Allâh Subhanahu wa Ta’ala mengumpulkan sabar dan syukur dalam al-Qur’an, yaitu dalam firman-Nya: إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ “Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allâh) bagi orang yang selalu bersabar dan banyak bersyukur”.  [Asy-Syûrâ: 33] Dalam sebuah hadits Rasulullah saw juga bersabda: “Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin. Sungguh semua urusannya adalah baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang Mukmin, yaitu jika ia mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia mendapat kesusahan, ia bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya”. [HR. Muslim, no. 2999] 🍃 *Orang beriman juga tidak boleh mengutuk waktu dan

Masuk Surga Bersama Keluarga

🏡🌈💦 (Ceramah Shubuh Pertama Ramadhan 1441 H di Padepokan Bani Rosyad Pondok Kelapa) Ketika seseorang masuk surga digambarkan oleh Allah: “Di dalam surga kamu memperoleh apa (segala kenikmatan) yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa (segala kenikmatan) yang kamu minta.” (Q.S. Fushshilat: 31) Seseorang yang masuk surga merasa bahagia karena semua yang diinginkannya disediakan oleh Allah. Tetapi ketika mengetahui orang-orang yang dicintainya tidak berada di surga, maka dirasakan kenikmatannya berkurang Dr. ‘Aidh Al Qorny berkata: الفراق: ليَس السفر، ولا فراق الحب، حتىّ الموت ليس فراقاْ، سنجتمَع في الآخرة, الفراق هو: أن يكون أحدنا في الجنه، والآخر في النار. 💦 *Perpisahan bukanlah karena salah satu diantara kita bepergian, bahkan bukan pula salah seorang dari kita mengalami kematian. Karena kita semua akan dikumpulkan oleh Allah di akhirat* *Perpisahan sesungguhnya adalah apabila salah seorang diantara kita berada di surga sedang yang lainnya berada di neraka

LDR-03: Alat Pelindung Diri di Kuburan

Di masa wabah seperti sekarang, APD seolah menjadi kebutuhan primer. Mulai dari tenaga medis dengan APD lengkapnya, sampai masyarakat awam yang memborong masker. Bahkan, jenazah yang mau dikubur pun masih membutuhkan APD; dibungkus plastik peti matinya. Bagaimana dengan _di dalam kubur_ ? Yakinkah kita bahwa 100% pasti terbebas dari risiko terpapar siksa kubur? Kalau belum yakin, berarti kita juga perlu "APD" di dalam kubur. Salah satu APD yang telah diverifikasi untuk dipakai di alam kubur, diriwayatkan sebagai berikut; “Barangsiapa membaca Tabarokalladzi bi yadihil mulk (surat Al Mulk) setiap malam, maka Allah akan menghalanginya dari siksa kubur. Kami di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menamakan surat tersebut “al Mani’ah” (penghalang dari siksa kubur).  [HR. An-Nasai dan Al-Hakim, shahih] Di masa lock down, di masa waktu ibadah bersama keluarga semakin banyak, mengapa kita tidak duduk sejenak, setelah isya berjamaah, bersama keluarga, membaca Al-Mu

Jumat Bersholawat

Disunnahkan memperbanyak sholawat di hari Jumat, karena sholawat pada hari ini diperlihatkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam (HR. Baihaqi, hasan lighayrih) Sholawat terbaik adalah sholawat ajaran Nabi saw saat tahiyat dalam sholat. Namun diperbolehkan membuat lafazh sholawat tersendiri selama tidak menyelisihi syariat dan tidak diyakini memberikan manfaat khusus tertentu. Sebagaimana bolehnya mengarang lafazh doa sendiri sesuai kebutuhan kita. Di antara lafazh sholawat ajaran ulama yang disambung dengan doa adalah: اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَشْغِلِ الظَّالِمِيْنَ بِالظَّالِمِيْنَ وَأَخْرِجْنَا مِنْ بَيْنِهِمْ سَالِمِيْنَ وَعَلَي الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ “Ya Allah, berikanlah sholawat kepada penghulu kami Nabi Muhammad, dan sibukkanlah orang-orang zalim dengan orang zalim lainnya. Selamatkanlah kami dari kejahatan mereka. Dan limpahkanlah sholawat kepada seluruh keluarga dan para sahabat beliau.” Sambil bersholawat, kita berdoa, agar Allah m

LDR-02: Cara Mencukupi Kebutuhan Saat Lock Down

Selain cara-cara yang kasat mata, jangan lupakan cara-cara yang tak kasat mata tuk mencukupi kebutuhan kita. Karena Sang Pencipta, memerintahkan keduanya. Di antara cara tersebut, diajarkan Nabi kita saw, sebagai berikut; "Barangsiapa mengucapkan setiap hari, di waktu pagi dan sore ; حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ Hasbiyallahu la Ilaha Illa huwa 'alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul 'arsyil 'azhim sebanyak 7 kali , maka Allah mencukupinya dari apa yang membebaninya dari perkara dunia dan akhirat." (HR. Abu Daud, hasan) DzikiR ini diambil dari QS. At Taubah: 129, yang artinya "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung" Mari amalkan. Semoga Allah mencukupi kebutuhan kita di masa sulit ini, mencukupi kebutuhan saudara-saudara kita, dan mengangkat wabah ini segera. Cukuplah Allah

Hari Jumat Yang Luar Biasa

Allah telah menetapkan bahwa hari Jum’at adalah hari terbaik diantara hari-hari lainnya, bukan hanya di dunia tetapi juga di akhirat berdasarkan hadits-hadits dibawah ini : -: "إِنَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ سَيِّدُ الْأَيَّامِ، وَأَعْظَمُهَا عِنْدَ اللَّهِ، وَهُوَ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ يَوْمِ الْأَضْحَى وَيَوْمِ الْفِطْرِ Sesungguhnya hari Jum’at adalah SAYYIDUL AYYAM (hari yang paling tinggi derjatnya) dan merupakan hari yang paling agung di sisi Allah. Lebih agung dibanding Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fithri. (Hadits Sunan Ibnu Majah Nomor 1084) صحيح الترغيب والترهيب - (3 / 272) فليسوا إلى شيء أحوج منهم إلى يوم الجمعة ليزدادوا فيه كرامة وليزدادوا فيه نظرا إلى وجهه تبارك وتعالى ولذلك دعي يوم المزيد “Tidaklah mereka (para penduduk sorga)  membutuhkan sesuatu yang melebihi kebutuhan mereka akan hari Jum’at. Karena pada hari tersebut mereka bisa meraih tambahan kemuliaan, pada hari tersebut mereka bisa meraih tambahan (kenikmatan dengan) melihat wajah Allah (Yang M

FIQIH NGELAMUN (Bag. Kedua -selesai)

Pada bagian pertama sudah saya sampaikan bahwa  kalua sambil neglamun kita ingin dapat pahala, maka kita harus merenungi tanda tanda kekuasaan Allah dan juga merenungi tentang nikmat Allah yang begitu banyak sudah kita terima dan wajib kita syukuri. Kalau mau dilanjutkan ngelamunnya silakan melamun hal-hal dibawah ini. Agar tidak terlalu panjang teks Al Qur’an saya tulis terjemahannya saja 3. *فكرة في ؤعد الله تعالي* * Fikrotu fii wa’dillahi ta’ala * Memikirkan janji Allah Ta’ala Ketika kita selalu mengingat janji Allah kepada orang yang beriman, maka kita termotivasi dengan kuat  melakukan kebaikan-kebaikan. Banyak sekali janji janji Allah kepada orang beriman, pada kesempatan ini saya hanya sampaikan enam buah saja yang saya anggap paling penting. * Pertama *, Allah menjanjikan sorga yang kekal kepada orang yang bertaqwa; “Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-

Lock Down Menyambut Ramadhan

Puasa memiliki kelebihan yang tiada ditemukan pada ibadah yang lain, yaitu pengaitannya kepada Allah SWT, yang telah berfirman dalam hadits qudsi; « كل عمل ابن آدم له إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به » "Semua amalan Bani Adam itu untuknya, kecuali puasa. Puasa itu untukku, dan Aku yang akan (langsung) membalasnya" (HR. Bukhari dan Muslim) Pengaitan ini sudah cukup sebagai bukti tentang kemuliaan puasa, sebagaimana kemuliaan Ka'bah yang dikaitkan kepada-Nya. "...Dan sucikanlah Rumah-ku.." (QS. Al-Hajj: 26). Kemuliaan luar biasa ini, akan diamalkan sebulan penuh di Bulan Ramadhan. Menariknya, amalan puasa bukanlah amalan yang terhambat karena lock down. Bukan seperti sholat berjamaah di masjid. Atau sholat tarawih, atau itikaf. Bahkan sedekah harian ke dalam keropak pun bisa jadi aga terhambat karena lock down. Tapi puasa tidak. Puasa adalah amalan batin. Amalan yang dilakukan sendiri. Hanya diketahui dirinya dan Allah saja. Tidak termasuk amalan terdampak

LDR-01: Haram Bersandar Pada Yang Lain

Kondisi lock down, tidak bisa dipungkiri menimbulkan kesusahan. Ada yang susah cari nafkah, susah kerja, susah ngajarin anak di rumah, susah mengendalikan nafsu makan, dsb. Bahkan yang tidak merasa susah sama sekalipun, bisa jadi sebenarnya susah walaupun tidak merasa. Susah bersyukur, na'udzubillah. Di sinilah sebaiknya kita semua mengingat Allah Yang Esa. Bahwa, tidaklah semua kesusahan terjadi kecuali dengan izinNya. Dan hanya kepadaNya kita boleh bersandar. Sahabiyah Asma’ bintu ‘Umais radhiyallahu anha mengatakan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadaku, “Maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang hendaklah engkau *ucapkan ketika tertimpa kesusahan*, اللهُ اللهُ رَبِّي، لاَ أُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا “ALLAAHU ALLAAHU RABBII, LAA USYRIKU BIHII SYAI AN” “Allah… Allah… (Dialah) Rabbku. Aku tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun.”  (HR. Abu Dawud no. 1525, shahih) Yuk jadikan lock down sebagai sarana berzikiR. Setiap ada kesusahan, mari amalkan s

FIQIH NGELAMUN (Bagian Pertama)

Selama kita diperintahkan “stay at home” kita banyak mempunyai waktu luang. Sholat, dzikir, baca Al qur’an, baca buku, beres beres rumah, olah raga ringan sudah dilakukan semua. Ternyata waktu masih tersisa banyak, akhirnya mau nggak mau waktu yang tersisa dipakai  ngelamun. Agar ngelamun tetap  memperoleh pahala, maka saya tawarkan untuk mempelajari “Fiqh Ngelamun”. Itu memang istilah saya sendiri, karena menurut saya semua aktifitas kita ada fiqhnya (diatur oleh agama). Saya juga ada materi fiqh tidur, fiqh istirahat bahkan fiqh mudik (di zaman corona) dan lain-lain. Materi Fiqh Ngelamun ini saya ambil dari Kitab Nashoihul ‘Ibad, Syarh ‘ala al Munabihat ‘ala al Isti’dad li yaumil ma’ad (judul panjangnya itu, biasa disebut Nashoihul Ibad aja).  Kitab tersebut karangan Muhammad Nawawi bin Umar Al Jawi (dikenal dengan Imam Nawawi Al Bantani) beliau adalah kakek buyut dari Wapres K.H. Ma’ruf Amin. Beliau adalah orang kelahiran Indonesia pertama yang diangkat menjadi Imam Masjidil Har

Menghidupkan Sunnah Memuliakan Sya'ban

“Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya’ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani; shahih) Syaikhul Islam mengatakan, “… Pendapat yang dipegang mayoritas ulama dan kebanyakan ulama dalam Mazhab Hanbali adalah meyakini adanya keutamaan malam nishfu Sya’ban. Ini juga sesuai keterangan Imam Ahmad. Mengingat adanya banyak hadis yang terkait masalah ini, serta dibenarkan oleh berbagai riwayat dari para shahabat dan tabi’in ….” (Majmu’ Fatawa, 23/123) Ibnu Rajab mengatakan, “Terkait malam nishfu Sya’ban, dahulu para tabi’in penduduk Syam, seperti Khalid bin Ma’dan, Mak-hul, Luqman bin Amir, dan beberapa tabi’in lainnya memuliakannya dan bersungguh-sungguh dalam beribadah di malam itu ….” (Lathaiful Ma’arif, hlm. 247) Malam Nishfu Sya'ban tahun ini akan jatuh pada besok Rabu malam (8 April 2020). Mari kuatkan ibadah dan doa, semoga Allah bersegera mengangkat wabah ini. 🍂🍁🍃

Jangan-Jangan, Ramadhan Sebenarnya Sudah Datang

Teringat kisah Muwaffaq, tukang sepatu di zaman Ibnul Mubarak, yang berhaji sebelum musim haji. Yang mabrur hajinya, ketika ratusan ribu lainnya tertolak hajinya. Hal itu didapatkannya karena ia menyedekahkan seluruh tabungan hajinya, untuk tetangganya yang telah kelaparan beberapa hari. Nampaklah betapa syariat ini menganggap penting menyelamatkan nyawa. Mari kita lihat situasi kita saat ini. Para pekerja harian dan pedagang yang turun pendapatannya dan kesulitan makan. Para tenaga medis  yang kekurangan APD tapi tetap berjuang. Bahkan para guru ngaji yang juga terdampak besar secara ekonomi. Kehidupan benar-benar sedang dipertaruhkan oleh banyak orang. Bahkan angka kematian naik begitu pesat di ibukota. Tidakkah kita ingat bagaimana seorang ahli maksiat diampuni dan masuk surga karena membasahi lambung seekor anjing dengan beberapa teguk air? (HR. Bukhari no. 2363) Janganlah kita lupa, kisah seseorang yang masuk neraka karena membiarkan seekor kucing mati kelaparan. (HR. Buk

Kondisi Sulit Mendatangkan Kemudahan Syariat

Ini adalah salah satu dari lima kaidah besar fikih. Dengan kata lain, merupakan salah satu patokan utama yang dapat dipakai saat mengambil kesimpulan hukum. Di antara dalil yang menjadi dasar munculnya kaidah ini adalah: يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesulitan bagimu” (QS. Al Baqarah: 185). Kaidah besar ini memiliki beberapa kaidah turunan, di antaranya adalah; _Kondisi darurat membolehkan hal yang terlarang_ Hal ini berdasarkan dalil bolehnya memakan makanan haram dalam kondisi terpaksa dalam QS. Al-Baqarah 173. Bahkan, Sayyid Sabiq dalam Fikih Sunnah mengatakan bahwa maksud "boleh" di sini adalah "wajib", karena wajibnya menjaga nyawa. Contoh aplikasi kaidah ini adalah tidak Sholat Jumatnya seorang muslim di masa wabah dengan alasan menyelamatkan nyawa (pribadi dan orang banyak). Di sini, hukum yang mengharamkan muslim tidak Sholat Jumat dengan sengaja , menjadi