Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Berapa Besar Peredaran Uang Selama Ramadhan?

Data tahun 2016 menyebutkan bahwa uang yang beredar selama Ramadhan dan Lebaran meningkat 146 Triliun dibanding bulan biasa. Sedangkan tahun ini pemerintah mengantisipasi di angka 167 T. Tentu saja, sebagian besar sumbernya adalah kaum muslimin. Besarnya peredaran uang tersebut bisa dari kegiatan donasi (ZIS) dan tentu saja jual beli. Jika mereferensi data zakat 2015, hanya 3,7 T yang terhimpun di lembaga resmi selama setahun (bukan hanya Ramadhan). Jika hal yang serupa terjadi di 2017, maka lebih dari 100 T adalah nilai pertambahan jual beli kaum muslimin selama Ramadhan. Ke manakah uang tersebut mengalir? Jangan sampai kaum muslimin mengayakan mereka yang justru memusuhi Islam dan kaum muslimin. Manfaatkan anggaran Ramadhan kita untuk BERBAGI, dan berbelanja dengan sesama muslim. Bangkitkan ekonomi umat!✊✨ Bogor, 3 Ramadhan 1438H #beli.warung.tetangga #beli.produk.muslim ================ http://m.wartaekonomi.co.id/berita141799/peredaran-uang-selama-ramadan-diprediksi-mel

Malu Bagian Dari Iman

Rasulullah shallallahu `alahi wa sallam bersabda; ...وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ َاْلإِيْمَانُ "...Dan malu adalah sebagian dari iman" (HR. Muslim) Kesempurnaan iman seseorang tampak dari kesempurnaan sifat malunya. Malu yang dimaksud adalah malu dalam perihal buruk. Semakin seseorang malu untuk bermaksiat, malu untuk berakhlaq buruk, malu untuk berkata kasar, semakin sempurnalah imannya. Selain menjadi _display_ keimanan, malu juga merupakan _display_ dari akal. Semakin berkembang akal manusia, maka semakin sempurnalah rasa malunya. Sebagaimana bayi yang tidak malu tampil tanpa baju di hadapan manusia, seiring berkembang akalnya maka semakin sempurnalah manusia menutup auratnya. Oleh karena itu, kedewasaan fisik yang tidak diikuti kedewasaan malu membuka aurat, menunjukkan akal yang kekanak-kanakan, selain kekurangsempurnaan iman. Demikian juga dengan ketaatan kepada Allah dan kesantunan kepada manusia, semakin tidak malu dalam melanggarnya, semakin menunjukkan be

Menjauhi Tempat-Tempat Haram

Beberapa Bahaya Mendekati Tempat-Tempat yang Haram 1. Terbangkitkannya hawa nafsu yang sebelumnya terkendali menjadi tergoda. Seseorang yang mendekati dan masuk ke tempat-tempat yang haram, secara perlahan atau cepat akan membuat hatinya tergoda dan hawa nafsunya sulit untuk dikendalikan. Hal ini terjadi karena setan selalu menjadikan maksiat itu indah bagi yang melihatnya terutama mereka yang lemah iman. Ditambah lagi hawa nafsu manusia yang cenderung untuk mengikuti hal-hal yang buruk dan merasa berat dalam mentaati Allah swt. Allah swt berfirman: Dan syaitan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan (buruk) mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah), padahal mereka adalah orang-orang berpandangan tajam (Al-Ankabut: 38). Perhatikan bagaimana pengaruh tipu daya setan terhadap mereka? Allah Swt menyatakan bahwa orang-orang yang tadinya berpandangan tajam pun dapat terpengaruh dengan tipuan setan sehingga mereka menganggap baik perbuatan buruk atau min

Tafsir Al Maun

Surat ini adalah Makkiyyah. Dinamakan dengan surat al-Maa’uun karena mengandung kata al-Maa’uun, yaitu di ayat terakhir. Firman Allah swt; أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ Arti Kalimat: Tidakkah engkau melihat orang yang mendustakan (hari) pembalasan? Ucapan aro-ayta artinya adalah : tidakkah engkau melihat. Bisa juga diartikan: kabarkan kepadaku, bagaimana pendapatmu tentang… Makna ad-Diin dalam ayat ini artinya adalah ‘pembalasan’, sebagaimana firman Allah: مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ Yang Menguasai hari pembalasan (Q.S al-Fatihah ayat 4) Firman Allah swt; يَوْمَئِذٍ يُوَفِّيهِمُ اللَّهُ دِينَهُمُ الْحَقَّ Pada hari tersebut Allah menyempurnakan pembalasan untuk mereka secara haq (adil)…(Q.S anNuur ayat 25) Orang-orang Kafir tidak meyakini bahwa mereka akan dibangkitkan pada hari kiamat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Para penentang dakwah Rasul bertanya dengan maksud mengejek: Apakah mungkin kami akan dibangkitkan?! Hal itu sebagaima