Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

Pahala dan Dosa Sama-Sama Dilipatgandakan

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ Artinya, “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu,” [QS. At-Taubah ayat 36] Sesuai hadits, yang dimaksud bulan haram adalah Dzulqa'dah, DZULHIJJAH, Muharram, dan Rajab. Imam Abu Muhammad al-Husain bin Mas’ud al-Baghawi (w. 516 H) yang bergelar Muhyis Sunnah  (penghidup sunnah), dalam kitab tafsirnya menjelaskan; " Amal saleh lebih agung  pahalanya di dalam bulan-bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab). Sedangkan zalim pada bulan tersebut (juga) lebih besar (dosanya)  dari zalim di dalam bulan-bulan selainn

Ketika Egois Ingin Mahkota di Surga

Tidak sedikit orang tua yang berharap hadiah di surga dari anak-anaknya dengan mengupayakan mereka agar menjadi penghafal Quran. Mulai dari menyekolahkan di pesantren Quran yang tidak murah, sampai memenuhi semua kebutuhannya agar sang anak bisa fokus menghafal Kitabullah. Tapi, lupakah bahwa kita, para orang tua, sebenarnya juga adalah anak dari orang tua kita yang punya _kewajiban_ yang sama; memberikan hadiah terbaik kepada orang tua kita di surga kelak. Seorang ustadzah menceritakan celotehan anaknya yang penghafal quran; "Ibu jangan egois.... berharap mahkota di surga dari kami dengan menyuruh kami menghafal quran, tapi ibu tidak berupaya memberikan mahkota yang sama untuk Enin dengan menghafal quran". Setiap kita adalah anak, sudahkah kita siapkan hadiah terbaik untuk orang tua kita di akhirat kelak? === Bogor,  Catatan Munaqosyah Al-Quran SDIT QA Baitussalaam ±17 Hari menuju Arofah 1443

Hikmat Disyariatkannya Berkurban

Sebagai bentuk syukur kepada Allah dan menghapus dosa-dosa. Jadi sebagai bentuk syukur  kita selama setahun terakhir  (karena kurban disyariatkan di akhir tahun hijriah), atas nikmat Allah; keluarga sehat, dapat bonus gaji, anak lulus dll, maka berkurbanlah. Demikian juga, untuk menghapus dosa  dan kesalahan yang mungkin lupa kita bertaubat akannya dalam setahun ini; pernah ngomong kasar ke anak istri, perilaku buruk pada tetangga dll, maka berkurbanlah. Dan, dalam mencapai tujuan tersebut, jangan memakai prinsip ekonomi konvensional dalam ibadah ini; Mengeluarkan sesedikit mungkin untuk pahala sebesar mungkin ❌ Mengeluarkan yang terbaik untuk pahala yang terbaik ✅ === Kajian Shubuh,  20 Hari menuju Idul Adha 1443