Langsung ke konten utama

FIQIH NGELAMUN (Bag. Kedua -selesai)

Pada bagian pertama sudah saya sampaikan bahwa  kalua sambil neglamun kita ingin dapat pahala, maka kita harus merenungi tanda tanda kekuasaan Allah dan juga merenungi tentang nikmat Allah yang begitu banyak sudah kita terima dan wajib kita syukuri.

Kalau mau dilanjutkan ngelamunnya silakan melamun hal-hal dibawah ini. Agar tidak terlalu panjang teks Al Qur’an saya tulis terjemahannya saja
3. *فكرة في ؤعد الله تعالي*

*Fikrotu fii wa’dillahi ta’ala*
Memikirkan janji Allah Ta’ala

Ketika kita selalu mengingat janji Allah kepada orang yang beriman, maka kita termotivasi dengan kuat  melakukan kebaikan-kebaikan. Banyak sekali janji janji Allah kepada orang beriman, pada kesempatan ini saya hanya sampaikan enam buah saja yang saya anggap paling penting.

*Pertama*, Allah menjanjikan sorga yang kekal kepada orang yang bertaqwa;

“Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal” (QS Ali Imron 136).

*Kedua*, Allah menjanjikan ampunan kepada orang yang betaubat walaupun dosanya sangat besar.

“Katakanlah: “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS Az-Zumar: 53).

*Ketiga*,  Allah berjanji bahwa Dia akan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya yang mau berdoa dengan sungguh-sungguh kepada-Nya.

“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”
(QS Ghafir ayat 60).

Melihat redaksi ayat tersebut, berdo’a adalah perintah, dan orang yang berdo’a dianggap sombong. Oleh karena itu kita harus sesering mungkin berdo’a kepada Allah sebagai wujud keyakinan kita bahwa Allahlah yang mengatur alam semesta ini.

*Keempat*, Allah akan mengingat hamba-Nya yang mengingat-Nya
“Jadi, ingatlah aku; aku akan mengingatmu.”
(QS Al Baqarah ayat 152)

Kalau diingat oleh Allah, maka kita selalu dalam naungan rahmat Allah dan perlindungannya.

*Kelima*, Allah menjanjikan tambahan nikmat kepada orang yang bersyukur.

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
(QS. Ibrahim ayat 7).

*Keenam*, Allah akan menolong orang yang sabar dan menyempurnakan pahalanya tanpa batas.

“Mintalah pertolongan dengan sabar dan mengerjakan shalat sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
(QS Al Baqarah: 153)

“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya.”
(QS Az Zumar: 10)

 
4. *فكرة في وعيد الله تعالي*

*Fikrotu fii waiidillahi ta’ala*
Memikirkan ancaman Allah Ta’ala

Hubungan kita sebagai hamba dengan Allah sebagai Tuhan Yang Mahakuasa harus diiringi rasa harap (roja’) dan rasa takut (khouf). Ketika memikirkan janji Allah kepada orang yang beramal sholeh, kita juga harus menyadari dan merenungi adanya ancaman Allah kepada orang yag berbuat dosa. Dengan dalam menjalani kehidupan kita bisa lebih bisa menjaga diri.

“Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan Rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan. Maka mereka merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya, dan adalah akibat perbuatan mereka kerugian yang besar. Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai akal; (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu”
(QS Ath Thalaq 8-10).

Ancaman tersebut diatas bersifat umum di ayat yang lain dan di hadits shahih ada ancaman yang bersifat khusus bagi para pelaku maksiat. Kita perlu mempelajari ancaman yang bersifat khusus agar kita bisa menghindarinya.

5. *فكرة في تقصير نفسه عن الطا عة*

*Fikrotu fii taqshiiri nafsihi ‘an thoo’ah*
Berfikir tentang kecerobohan diri dari ketaatan

Dua nikmat ini seringkali dilalaikan oleh manusia Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”.
(HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas).

Kedua nikmat tersebut akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah di hari kiamat. Apa yang kita lakukan ketika kita sehat dan punya waktu luang?. Apakah kita manfaatkan untuk melakukan ketaatan atau sebaliknya?

Banyak manusia yang ceroboh (semoga kita tidak termasuk di dalamnya), sehingga tidak menyadari bahwa umurnya setiap hari berkurang bahkan mungkin juga kesehatannya secara alamiah menurun.

Idealnya orang mengadakan evaluasi amal setiap hari, sehingga apa saja yang diamalkan terpampang jelas di hadapannya. Dia tahu betul apa saja amal buruk atau amal baik yang dia miliki. Dia pun lantas bisa bersyukur kepada-Nya atas taufik-Nya untuk berbuat baik dan bisa segera bertaubat dari segala amal buruknya.

Jika evaluasi amal ditunda hingga genap satu tahun maka bagaimana mungkin seseorang bisa mengingat semua amal keburukan yang sudah dilakukan sepanjang tahun. Setan membuatnya lupa. Panjang angan-angan menguasai dirinya, dia menganggap masih punya waktu untuk bertobat, masih punya waktu untuk mengejar ketinggalan dalam ibadahnya. Padahal maut selalu mengintainya dan apabila ajal sudah tiba, maka tidak ada yang bisa menunda atau memajukan walau sesaat (QS Al-A’raf 34).

Pondok Kelapa, 19 Sya’ban 1441 H Pukul 23.38.
Tabik,

Mohammad Rosyad

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Orang Tua Dulu Bisa Mengasuh Anak Tanpa Ilmu Parenting?

Ada banyak versi jawaban terkait hal ini. Berikut ini hanya salah satunya saja, versi pribadi. Bisa jadi sangat kontroversial. Silahkan diskip jika tidak sepakat. Atau disebarkan, jika manfaat. Mungkin, pengasuhan orang tua kita zaman dulu berhasil, tanpa ikut seminar parenting, karena kesholihan mereka. Suksesnya pengasuhan seorang anak itu karena hidayah Allah. Bukan karena keahlian orang tuanya, atau keahlian konsultan, psikolog, dsb. Jika demikian, maka cara utama tuk mengasuh anak adalah dengan mendekat ke Sang Pemilik Hidayah. Menjadi orang tua sholih. Sholih bukan hanya terbatas rajin sholat, rajin sedekah, rajin ke masjid dll. Tapi sholih yang utama juga termasuk ibadah hati berupa tulus ikhlas, syukur, dan sabar. Mungkin orang tua kita zaman dulu tidak banyak jumlah ngaji dan sholatnya. Tapi bisa jadi setiap kalinya dilakukan dengan hati penuh ikhlas, syukur, dan sabar. Maka itulah penyebab datangnya hidayah Allah, dalam pertumbuhan anak-anak mereka. Atau juga mung

Bahaya Hidup Sederhana bagi Anak?

Menurut Psikolog David J Bredehoft PhD, anak yang tidak terdidik hidup sederhana akan mengakibatkan, di antaranya; 1. Selalu ingin hadiah segera 2. Tidak mampu mengendalikan diri 3. Makan berlebihan 4. Tidak bertanggung jawab 5. Tidak paham apa itu "cukup", dll. Dalam islam sendiri, ajaran hidup sederhana erat kaitannya dengan pembentukan karakter syukur. Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia juga tidak akan mensyukuri yang banyak.  [HR. Ahmad, 4/278] Anak yang tidak bisa mensyukuri makan nasi tempe tahu, akan sulit mensyukuri makanan yang lebih mewah daripada itu. Anak yang tidak bisa mensyukuri jatah gadget 15 menit sehari, akan sulit bersyukur dikasih jatah gadget berapa lama pun. Anak yang tidak bisa mensyukuri liburan murah meriah, akan sulit bersyukur ketika diajak liburan mewah. Akhirnya anak tidak tahu apa itu cukup, dan sulit bahagia kecuali level rewardnya dinaikkan terus. Dalam mendidik kesederhanaan, orang tua harus menjadi teladan.

Doa Menolak Wabah Penyakit

اللهم إن هذا المرض جند من جنودك Allahumma inna hadzal marodho jundun min junuudika تصيب به من تشاء وتصرفه عمن تشاء Tushiibu bihi man tasyaaa', wa tashrifuhu 'an man tasyaaa' اللهم فاصرفه عناوعن بيوتنا وعن والدينا وازواجنا واهلنا وبلادنا وبلادالمسلمين و كل بلاد Allahumma fashrifhu 'annaa wa 'an buyuutinaa wa 'an waalidiinaa wa azwajinaa wa ahlinaa wa bilaadinaa wa bilaadil muslimiin wa kulli bilaad وحفظها مما نحافه ونحذر Wahfazhnaa mimmaa nakhoofuhu wa nahdzar فانت خير حافظ وانت ارحم الراحمين Fa Anta khoirun haafizho Wa Anta arhamur raahimiin Ya Allah, sesungguhnya penyakit ini adalah salah satu tentaramu Engkau timpakan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hindarkan darinya siapa saja yang Engkau kehendaki Ya Allah, hindarkanlah penyakit ini dari kami, dari rumah-rumah kami, hindarkan dari orang tua kami, pasangan-pasangan kami, keluarga kami, dari negeri kami dan negeri kaum muslimin dan dari seluruh negeri. Dan lindungilah kami d