Langsung ke konten utama

Mengapa Kita Harus Berjamaah

1⃣ Manusia adalah makhluk sosial

Manusia normal akan hidup berjamaah, minimal dengan berkeluarga. Tanpa keluarga manusia akan punah. Maka segala bentuk perilaku yang merusak tatanan keluarga (LGBT, zina dll), bertentangan dengan kemanusiaan.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.

Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."
(QS. An Nisa: 1)

2⃣ Sholat itu Berjamaah

Sholat adalah tiang agama yang paling utama, dan pembeda dengan kekafiran, dan ia disyariatkan agar dilakukan berjamaah.

Sehari 5 kali, kita disuruh untuk merapatkan shaf, menguatkan barisan dan ikatan hati sesama kaum muslimin. Inilah yang harus menjadi afiliasi terkuat seorang muslim sebagai makhluk sosial.

أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ فَوَاللَّهِ لَتُقِيمُنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللَّهُ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ

"Luruskanlah shaf-shaf kalian! Karena, Demi Allah! Kalian benar-benar meluruskan shaf-shaf kalian, atau (kalau tidak) Allah akan membuat perselisihan di antara hati kalian."
(HR. Abu Daud)

Jika tidak rapat dan lurusnya shaf saja sudah cukup untuk merusak persatuan umat, maka apalagi jika tidak datang ke masjid sama sekali?

Seseorang yang tidak kuat afiliasinya terhadap sholat berjamaah di masjid, kemungkinan besar ia berafiliasi kuat dengan kelompok lain di luar masjid.

3⃣ Ijma` Ulama sebagai Sumber Hukum Islam

Selain Al-Quran dan As-Sunnah, Ijma` adalah salah satu sumber hukum Islam.

لا تجتمع أمتي على ضلالة

“Umatku tidak akan bersepakat di atas kesesatan.”
(HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)

Inilah jaminan dari Allah.

Perintah untuk mengikuti ijma` menunjukkan betapa pentingnya seorang muslim membersamai kesepakatan para ahli ilmu. Karena mereka tidak akan bersepakat dalam kesesatan.

Namun memang, saat ini sudah tidak ada lagi ijma`, karena para ahli ilmu sudah menyebar luas sehingga sulit mempertemukan mereka dalam suatu kesepakatan.

Namun, esensinya adalah; mengikuti pendapat para ahli ilmu yang banyak, lebih baik daripada mengikuti pendapat sendiri.

Ibaratnya, seseorang lebih mudah tersesat di hutan bila ia sendirian dibanding bila ia berkelompok.

4⃣ Setan Mengincar yang Sendirian

"Sesungguhnya setan itu seperti serigala, yang memburu manusia seperti serigala memburu domba. Ia menerkam domba yang menjauh sendirian..."
(HR. Ahmad)

Bedanya, kalau domba saat diterkam merasakan sakit, manusia bisa merasakan nikmat saat digoda oleh setan, karena "...neraka itu diliputi oleh hal-hal yang disukai syahwat" (HR. Muslim).

Merasa benar sendiri, merasa kuat sendiri, merasa pintar sendiri itu memang nikmat. Tapi itulah yang menggiring pada kerugian besar di akhirat.

5⃣ Manusia itu Lemah

Walaupun diciptakan dengan sebaik-baik potensi (QS. At Tiin: 4), Allah juga memberikan sifat lemah pada manusia;

وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا

"...dan manusia dijadikan bersifat lemah."
(QS. An Nisa: 28)

Sifat lemah ini merupakan hal yang baik bagi manusia; sehingga akan timbul keinginan hidup berjamaah.

Manusia lahir tidak bisa sendiri. Hidup juga tidak bisa sendiri. Mati apalagi.

Memang, manusia tidak bisa memilih lahir di kelompok mana. Tapi, manusia bisa memilih mau hidup berkelompok dengan siapa. Dan itu akan menentukan saat matinya nanti, kelompok manakah yang mengurus jenazahnya.

Semoga Allah menjaga kita.

Serang, 15 Ramadhan 1440

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Orang Tua Dulu Bisa Mengasuh Anak Tanpa Ilmu Parenting?

Ada banyak versi jawaban terkait hal ini. Berikut ini hanya salah satunya saja, versi pribadi. Bisa jadi sangat kontroversial. Silahkan diskip jika tidak sepakat. Atau disebarkan, jika manfaat. Mungkin, pengasuhan orang tua kita zaman dulu berhasil, tanpa ikut seminar parenting, karena kesholihan mereka. Suksesnya pengasuhan seorang anak itu karena hidayah Allah. Bukan karena keahlian orang tuanya, atau keahlian konsultan, psikolog, dsb. Jika demikian, maka cara utama tuk mengasuh anak adalah dengan mendekat ke Sang Pemilik Hidayah. Menjadi orang tua sholih. Sholih bukan hanya terbatas rajin sholat, rajin sedekah, rajin ke masjid dll. Tapi sholih yang utama juga termasuk ibadah hati berupa tulus ikhlas, syukur, dan sabar. Mungkin orang tua kita zaman dulu tidak banyak jumlah ngaji dan sholatnya. Tapi bisa jadi setiap kalinya dilakukan dengan hati penuh ikhlas, syukur, dan sabar. Maka itulah penyebab datangnya hidayah Allah, dalam pertumbuhan anak-anak mereka. Atau juga mung

Bahaya Hidup Sederhana bagi Anak?

Menurut Psikolog David J Bredehoft PhD, anak yang tidak terdidik hidup sederhana akan mengakibatkan, di antaranya; 1. Selalu ingin hadiah segera 2. Tidak mampu mengendalikan diri 3. Makan berlebihan 4. Tidak bertanggung jawab 5. Tidak paham apa itu "cukup", dll. Dalam islam sendiri, ajaran hidup sederhana erat kaitannya dengan pembentukan karakter syukur. Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia juga tidak akan mensyukuri yang banyak.  [HR. Ahmad, 4/278] Anak yang tidak bisa mensyukuri makan nasi tempe tahu, akan sulit mensyukuri makanan yang lebih mewah daripada itu. Anak yang tidak bisa mensyukuri jatah gadget 15 menit sehari, akan sulit bersyukur dikasih jatah gadget berapa lama pun. Anak yang tidak bisa mensyukuri liburan murah meriah, akan sulit bersyukur ketika diajak liburan mewah. Akhirnya anak tidak tahu apa itu cukup, dan sulit bahagia kecuali level rewardnya dinaikkan terus. Dalam mendidik kesederhanaan, orang tua harus menjadi teladan.

Doa Menolak Wabah Penyakit

اللهم إن هذا المرض جند من جنودك Allahumma inna hadzal marodho jundun min junuudika تصيب به من تشاء وتصرفه عمن تشاء Tushiibu bihi man tasyaaa', wa tashrifuhu 'an man tasyaaa' اللهم فاصرفه عناوعن بيوتنا وعن والدينا وازواجنا واهلنا وبلادنا وبلادالمسلمين و كل بلاد Allahumma fashrifhu 'annaa wa 'an buyuutinaa wa 'an waalidiinaa wa azwajinaa wa ahlinaa wa bilaadinaa wa bilaadil muslimiin wa kulli bilaad وحفظها مما نحافه ونحذر Wahfazhnaa mimmaa nakhoofuhu wa nahdzar فانت خير حافظ وانت ارحم الراحمين Fa Anta khoirun haafizho Wa Anta arhamur raahimiin Ya Allah, sesungguhnya penyakit ini adalah salah satu tentaramu Engkau timpakan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hindarkan darinya siapa saja yang Engkau kehendaki Ya Allah, hindarkanlah penyakit ini dari kami, dari rumah-rumah kami, hindarkan dari orang tua kami, pasangan-pasangan kami, keluarga kami, dari negeri kami dan negeri kaum muslimin dan dari seluruh negeri. Dan lindungilah kami d