Langsung ke konten utama

Adab-Adab di Pasar


Pasar, termasuk mall, supermarket, mini market dan tempat perbelanjaan lainnya adalah pusat berkumpulnya aktivitas dunia. Agak berkebalikan dengan masjid sebagai  pusat berkumpulnya aktivitas akhirat.
Dari Abu Hurairah; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
 أ حب البلا د إلى الله مساجدها وأبغض البلا د إلى الله أ سواقها
” Tempat yang paling disukai oleh Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci oleh Allah adalah pasar.”[Shahih Muslim]

Bukan berarti Islam melakukan sekularisasi antara urusan-urusan dunia dan urusan akhirat, namun hati manusia memiliki kecenderungan mengikuti kondisi sekitarnya. Ketika wujud zahir lingkungannya adalah perburuan dunia, maka hatinya cenderung lupa akhirat, dan ketika wujud zahir lingkungannya adalah perburuan akhirat, maka jiwanya menggelora seakan surga di hadapannya.

لا تكونن إن استطعت أول من يدخل السوق ولا آخر من يخرج منها فإنها معركة الشيطان وبها ينصب رايته
” Janganlah engkau menjadi orang pertama yang masuk pasar jika engkau mampu dan jangan pula menjadi orang paling terakhir yang keluar darinya pasar karena pasar itu adalah tempat peperangan para syaitan dan disanalah ditancapkan benderanya.”

Seorang muslim hendaknya memperhatikan adab-adab muamalah yang menjadi benteng bagi dirinya dari serangan syaitan. Dan di antara adab-adab di pasar yang utama adalah:

1.     Menghindari transaksi haram
Di antara transaksi haram yang paling tinggi keharamannya adalah Riba.
"(Dosa) riba itu memiliki tujuh puluh dua pintu, yang paling ringan ialah semisal dengan (dosa) seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri."
[HR. Ath-Thabrany dan lainnya serta dishahihkan oleh al-Albani]
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melaknat pemakai riba, pemberi makan dengannya, penulisnya dan kedua saksinya. Beliau mengatakan, “Mereka itu sama saja” [Shahih Muslim]
Selain Riba, pokok-pokok transaksi haram dalam Islam adalah maysir (judi), dan gharar (ketidakjelasan).
2.     Tidak bertransaksi di waktu Sholat Jumat
Allah Ta’ala berfirman,

يَآاَيُّهَاالَّذِيْنَ ءٰمَنُوْآإِذَانُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللهِ وَذَرُواالْبَيْعَ ۗ
 “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli” (QS. Al Jumu’ah: 9)
Transaksi jual beli setelah azan Jumat (khatib naik mimbar) hukumnya haram jika penjual dan pembelinya adalah laki-laki yang mukim, dan makruh bila salah satunya adalah wanita/laki-laki musafir. Adapun jika keduanya adalah wanita/laki-laki musafir, maka hukumnya mubah.

3.     Memudahkan dalam Menjual dan Membeli
رَحِمَ الله رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ وَإِذَا اشْتَرَى وَإِذَا اقْتَضَى

“Semoga Allah merahmati seseorang yang memudahkan bila menjual, urusan bila membeli, dan memudahkan bila menagih haknya.” [Shahih Al-Bukhari]

Ini adalah salah satu sunnah yang sering dilupakan jika orientasi kita di pasar adalah duniawi. Seorang pembeli terkadang memakai cara-cara tertentu, ngotot menawar, bahkan sedikit menipu demi mendapatkan harga yang murah, sedangkan seorang penjual pun terkadang tak luput dari hal serupa.

4.     Menjauhi Sumpah dalam Jual Beli
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda,
“Sumpah dapat mempercepat lakunya barang dagangan dan sekaligus menghilangkan keberkahannya”
[Shahih Bukhari dan Muslim]

5.     Menjaga Syiar-Syiar Agama
Di antara syiar agama yang utama adalah sholat berjamaah tepat waktu, berpakaian menutup aurat, dan menjaga pandangan, dll. Karena itu, janganlah kondisi di pasar memudahkan kita untuk mengundurkan sholat, berpakaian tidak sesuai syariat, mengumbar pandangan, dll.
Allah berfirman yang artinya:
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) menunaikan zakat”. [An-Nur: 37]
6.     Memperbanyak Doa/Dzikir di Pasar
Di antara doa/dzikir yang paling besar fadhilah-nya namun paling sedikit dihafal dan diamalkan umat Islam adalah doa/dzikir masuk pasar.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang masuk ke pasar lalu membaca: 

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لاَ يَمُوْتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ

“(Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah kerajaan, dan kepunyaan-Nyalah segala pujian, Dia yang menghidupkan dan yang mematikan, dan Dia Maha Hidup tidak akan mati; di tangan-Nyalah segala kebaikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu), maka Allah mencatat sejuta kebajikan baginya, dan menghapus sejuta dosa darinya, dan Dia tinggikan baginya sejuta derajat dan Dia bangunkan satu rumah baginya di dalam surga”. [HR. Ahmad dan At-Turmudzi, di nilai hasan oleh Al-Albani]

Subhanallah! Inilah Allah yang begitu Pengasih, menginginkan kita agar selalu terjaga di “wilayah kekuasaan setan”. Karena itu, Dia memancing kita dengan dzikir yang begitu besar fadilahnya, agar kita tertarik dan melahap keutamaan ini, sehingga jiwa senantiasa terjaga, tak terbawa rayuan yang sering kali merasuk tanpa sadar.
Demikianlah sebagian adab- adab pasar, dan hendaknya kita menjaga tuntunan Allah di manapun kita berada.

Wallahul-musta’an

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Orang Tua Dulu Bisa Mengasuh Anak Tanpa Ilmu Parenting?

Ada banyak versi jawaban terkait hal ini. Berikut ini hanya salah satunya saja, versi pribadi. Bisa jadi sangat kontroversial. Silahkan diskip jika tidak sepakat. Atau disebarkan, jika manfaat. Mungkin, pengasuhan orang tua kita zaman dulu berhasil, tanpa ikut seminar parenting, karena kesholihan mereka. Suksesnya pengasuhan seorang anak itu karena hidayah Allah. Bukan karena keahlian orang tuanya, atau keahlian konsultan, psikolog, dsb. Jika demikian, maka cara utama tuk mengasuh anak adalah dengan mendekat ke Sang Pemilik Hidayah. Menjadi orang tua sholih. Sholih bukan hanya terbatas rajin sholat, rajin sedekah, rajin ke masjid dll. Tapi sholih yang utama juga termasuk ibadah hati berupa tulus ikhlas, syukur, dan sabar. Mungkin orang tua kita zaman dulu tidak banyak jumlah ngaji dan sholatnya. Tapi bisa jadi setiap kalinya dilakukan dengan hati penuh ikhlas, syukur, dan sabar. Maka itulah penyebab datangnya hidayah Allah, dalam pertumbuhan anak-anak mereka. Atau juga mung

Bahaya Hidup Sederhana bagi Anak?

Menurut Psikolog David J Bredehoft PhD, anak yang tidak terdidik hidup sederhana akan mengakibatkan, di antaranya; 1. Selalu ingin hadiah segera 2. Tidak mampu mengendalikan diri 3. Makan berlebihan 4. Tidak bertanggung jawab 5. Tidak paham apa itu "cukup", dll. Dalam islam sendiri, ajaran hidup sederhana erat kaitannya dengan pembentukan karakter syukur. Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia juga tidak akan mensyukuri yang banyak.  [HR. Ahmad, 4/278] Anak yang tidak bisa mensyukuri makan nasi tempe tahu, akan sulit mensyukuri makanan yang lebih mewah daripada itu. Anak yang tidak bisa mensyukuri jatah gadget 15 menit sehari, akan sulit bersyukur dikasih jatah gadget berapa lama pun. Anak yang tidak bisa mensyukuri liburan murah meriah, akan sulit bersyukur ketika diajak liburan mewah. Akhirnya anak tidak tahu apa itu cukup, dan sulit bahagia kecuali level rewardnya dinaikkan terus. Dalam mendidik kesederhanaan, orang tua harus menjadi teladan.

Doa Menolak Wabah Penyakit

اللهم إن هذا المرض جند من جنودك Allahumma inna hadzal marodho jundun min junuudika تصيب به من تشاء وتصرفه عمن تشاء Tushiibu bihi man tasyaaa', wa tashrifuhu 'an man tasyaaa' اللهم فاصرفه عناوعن بيوتنا وعن والدينا وازواجنا واهلنا وبلادنا وبلادالمسلمين و كل بلاد Allahumma fashrifhu 'annaa wa 'an buyuutinaa wa 'an waalidiinaa wa azwajinaa wa ahlinaa wa bilaadinaa wa bilaadil muslimiin wa kulli bilaad وحفظها مما نحافه ونحذر Wahfazhnaa mimmaa nakhoofuhu wa nahdzar فانت خير حافظ وانت ارحم الراحمين Fa Anta khoirun haafizho Wa Anta arhamur raahimiin Ya Allah, sesungguhnya penyakit ini adalah salah satu tentaramu Engkau timpakan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hindarkan darinya siapa saja yang Engkau kehendaki Ya Allah, hindarkanlah penyakit ini dari kami, dari rumah-rumah kami, hindarkan dari orang tua kami, pasangan-pasangan kami, keluarga kami, dari negeri kami dan negeri kaum muslimin dan dari seluruh negeri. Dan lindungilah kami d