Langsung ke konten utama

Ketika Keluarga Menjadi Musuh


Al Quran mengajarkan kita bahwa musuh kita yang paling nyata adalah syaitan.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu."
(QS Al Baqarah:208)

وَلَا يَصُدَّنَّكُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ ۖ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
(QS. Az Zukhruf: 62)

Penekanan ini berulang kali disebutkan di dalam Al Quran, untuk mengingatkan manusia agar benar-benar menjadikan syaitan sebagai musuh, bukan sebaliknya.

إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُوا۟ حِزْبَهُۥ لِيَكُونُوا۟ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ

"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, *maka jadikanlah ia musuh(mu)*, karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala"
(QS Fathir: 6)

Namun, selain musuh yang nyata, Al Quran juga mengajarkan orang beriman agar waspada terhadap musuh potensial.

Jika kalimat tentang musuh yang nyata begitu tegas, maka musuh potensial digunakan kalimat yang berbeda;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya *di antara pasangan-pasanganmu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu* maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(QS. At-Taghabun: 14)

Ayat ini menjelaskan bahwa di antara pasangan dan anak kaum mukminin, ada yang menjadi musuh baginya. Menunjukkan adanya potensi dari keluarga orang beriman untuk menghalangi keimanan itu sendiri.

Bilamana mereka menjadi musuh?

Jawabannya adalah bila mereka bersekongkol dengan syaitan.

Al Quran memperlihatkan bagaimana persaudaraan bisa pupus karena persekongkolan dengan syaitan.

قَالَ يَٰبُنَىَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلَىٰٓ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا۟ لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لِلْإِنسَٰنِ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

"Ayahnya berkata: 'Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia'."
(QS. Yusuf : 5);

Ketika Nabi Ayyub as mengajak Yusuf kecil untuk waspada dari permusuhan saudaranya, maka ditutup dengan kalimat yang menunjukkan bahwa syaitan adalah penyebabnya.

Kapan syaitan dapat bersekongkol dengan keluarga kita?

Jawabannya ada pada orientasi dunia.

Iblis berhasil menggoda Hawa sehingga membujuk Adam tuk memakan buah terlarang karena orientasi dunia (hidup abadi).

Qabil membunuh Habil karena orientasi dunia (istri yang cantik)

Saudara-saudara Yusuf mencelakakan adiknya karena orientasi dunia (perhatian ayah mereka)

Abu Jahal dan Abu Lahab memerangi keponakannya sendiri (Muhammad saw) karena orientasi dunia (kekuasaan politik dan harta)

Maka, bila dalam keluarga ada permusuhan, bisa dipastikan karena ada orientasi dunia yang kuat dalam membangun rumah tangga.

Jika suami istri sering cek cok, maka itu sangat mungkin karena kuatnya orientasi dunia (harta, penghasilan, waktu kerja, kecantikan, dll)

Jika anak susah diajak baik, itu juga sangat mungkin karena terbiasa diajarkan orientasi dunia (harta, nilai sekolah, materi, dll)

Orientasi dunia membuat sebuah keluarga lebih banyak mengejar materi (uang, makanan, rumah, kendaraan, pakaian, dll), sehingga melupakan hal yang lebih subtantif (ibadah kepada Allah).

Jika demikian kondisinya, yang terjadi adalah keletihan luar biasa.

Kerja habis2an, tapi cekcok suami istri, cape.
Cari uang untuk anak, tapi anak tdk menurut, cape.

Kuncinya satu: kembali kepada Allah.
Jadikan hidup kita berorientasi kepada Allah.

Bagaimana praktiknya?

_Salah satu_ praktik yang mudah adalah dengan menghidupkan sholat di awal waktu (berjamaah di masjid bagi laki2).

*Panggilan adzan pada hakikatnya adalah panggilan untuk membesarkan Allah, dan mengecilkan semua hal lain.*

Kalimat "Allahu Akbar" diucapkan di awal dan diulang paling banyak, sedangkan "Hayya `alash sholah" hanya menyelip di tengah2.

Ayah, Ibu, Anak2, yang terbiasa berusaha bersegera menjawab panggilan adzan, insya Allah membentuk keluarga yang berorientasi kepada Allah, karena mereka membesarkan Allah di atas hal2 lain.

Wajarlah jika Rasulullah saw menyebutnya sebagai salah satu amal terbaik;

Dari Abdullah bin Mas’ud ra, dia berkata :

Saya bertanya kepada Rasulullah saw: “Amal perbuatan apa yang paling dicintai Allah ?”.

Beliau menjawab : “Shalat pada waktunya”.

Saya bertanya : “Kemudian apa ?”.

Beliau menjawab : “Berbakti kepada kedua orang tua”.

Saya bertanya : “Kemudian apa ?”.

Beliau menjawab : “Jihad di jalan Allah”.
(Muttafaq Alaih)

اللَّهُمَّ أَعِنِّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

"Ya Allah tolonglah kami untuk mengingatMu, dan mengingat nikmatMu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.”

Allahul-musta`an

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Orang Tua Dulu Bisa Mengasuh Anak Tanpa Ilmu Parenting?

Ada banyak versi jawaban terkait hal ini. Berikut ini hanya salah satunya saja, versi pribadi. Bisa jadi sangat kontroversial. Silahkan diskip jika tidak sepakat. Atau disebarkan, jika manfaat. Mungkin, pengasuhan orang tua kita zaman dulu berhasil, tanpa ikut seminar parenting, karena kesholihan mereka. Suksesnya pengasuhan seorang anak itu karena hidayah Allah. Bukan karena keahlian orang tuanya, atau keahlian konsultan, psikolog, dsb. Jika demikian, maka cara utama tuk mengasuh anak adalah dengan mendekat ke Sang Pemilik Hidayah. Menjadi orang tua sholih. Sholih bukan hanya terbatas rajin sholat, rajin sedekah, rajin ke masjid dll. Tapi sholih yang utama juga termasuk ibadah hati berupa tulus ikhlas, syukur, dan sabar. Mungkin orang tua kita zaman dulu tidak banyak jumlah ngaji dan sholatnya. Tapi bisa jadi setiap kalinya dilakukan dengan hati penuh ikhlas, syukur, dan sabar. Maka itulah penyebab datangnya hidayah Allah, dalam pertumbuhan anak-anak mereka. Atau juga mung

Bahaya Hidup Sederhana bagi Anak?

Menurut Psikolog David J Bredehoft PhD, anak yang tidak terdidik hidup sederhana akan mengakibatkan, di antaranya; 1. Selalu ingin hadiah segera 2. Tidak mampu mengendalikan diri 3. Makan berlebihan 4. Tidak bertanggung jawab 5. Tidak paham apa itu "cukup", dll. Dalam islam sendiri, ajaran hidup sederhana erat kaitannya dengan pembentukan karakter syukur. Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia juga tidak akan mensyukuri yang banyak.  [HR. Ahmad, 4/278] Anak yang tidak bisa mensyukuri makan nasi tempe tahu, akan sulit mensyukuri makanan yang lebih mewah daripada itu. Anak yang tidak bisa mensyukuri jatah gadget 15 menit sehari, akan sulit bersyukur dikasih jatah gadget berapa lama pun. Anak yang tidak bisa mensyukuri liburan murah meriah, akan sulit bersyukur ketika diajak liburan mewah. Akhirnya anak tidak tahu apa itu cukup, dan sulit bahagia kecuali level rewardnya dinaikkan terus. Dalam mendidik kesederhanaan, orang tua harus menjadi teladan.

Doa Menolak Wabah Penyakit

اللهم إن هذا المرض جند من جنودك Allahumma inna hadzal marodho jundun min junuudika تصيب به من تشاء وتصرفه عمن تشاء Tushiibu bihi man tasyaaa', wa tashrifuhu 'an man tasyaaa' اللهم فاصرفه عناوعن بيوتنا وعن والدينا وازواجنا واهلنا وبلادنا وبلادالمسلمين و كل بلاد Allahumma fashrifhu 'annaa wa 'an buyuutinaa wa 'an waalidiinaa wa azwajinaa wa ahlinaa wa bilaadinaa wa bilaadil muslimiin wa kulli bilaad وحفظها مما نحافه ونحذر Wahfazhnaa mimmaa nakhoofuhu wa nahdzar فانت خير حافظ وانت ارحم الراحمين Fa Anta khoirun haafizho Wa Anta arhamur raahimiin Ya Allah, sesungguhnya penyakit ini adalah salah satu tentaramu Engkau timpakan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hindarkan darinya siapa saja yang Engkau kehendaki Ya Allah, hindarkanlah penyakit ini dari kami, dari rumah-rumah kami, hindarkan dari orang tua kami, pasangan-pasangan kami, keluarga kami, dari negeri kami dan negeri kaum muslimin dan dari seluruh negeri. Dan lindungilah kami d