Langsung ke konten utama

Covid = Syahid?

Sejak dahulu, terpapar wabah dipandang masyarakat dengan kacamata keburukan, dijauhi, bahkan direndahkan, karena dianggap pembawa penyakit.

Maka datanglah ajaran Islam yang menghapus pandangan miring di masyarakat terhadap takdir-takdir Allah.

Allah dan Rasul-Nya justru memuliakan mereka yang wafat karena wabah dengan gelar syuhada;

“Orang yang gugur di medan perang itu syahid, orang yang mati di jalan Allah (bukan karena perang) juga syahid, orang yang tertimpa wabah pun syahid, dan orang yang mati karena sakit perut juga syahid”. (HR. Muslim).

Kemuliaan gelar syuhada ini juga seharusnya menjadikan seorang muslim merelakan keluarga atau kerabatnya dimakamkan dengan protokol wabah.

Bukankah protokol jenazah syuhada fi sabilillah juga berbeda dengan protokol jenazah muslim umumnya? Tidak wajib dimandikan dan dikafani?

Di sisi lain, jika yang wafat karena wabah Allah muliakan sebagai syuhada, maka tidak terlalu salah jika mereka yang masih sakit dan berjuang sembuh dianggap sebagai mujahid.

Dalam kondisi demikian, maka menjadi kewajiban sebuah masyarakat muslim untuk membantu "para mujahid" ini ketika mereka tidak bisa mengurus kebutuhan mereka sehari-hari (isoman); menyediakan makan, membantu mencarikan oksigen, suplemen, dll.

“Barangsiapa membantu persiapan pejuang jihad di jalan Allah, berarti ia ikut berjihad. Dan barangsiapa membantu kebutuhan keluarga yang ditinggalkannya, berarti ia ikut berjihad.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Inilah kasih sayang ajaran Islam. Ketika sebagian masyarakat merendahkan orang yang terkena wabah, Islam justru meninggikan kedudukannya dan mengajak manusia bahu-membahu membantu mereka.

Karenanya, seorang muslim hendaklah bersikap proporsional dalam menghadapi wabah. Mengikuti protokol dalam menjaga diri ketika sehat dan mengikuti petunjuk medis ketika bergejala.

Toh semuanya bagian dari jihad. Dan jihad yang benar harus diikuti ikhtiar yang benar;

Bukankah Rasulullah saw memiliki 9 pedang sepanjang hidupnya, bahkan pernah memakai 2 rangkap baju zirah dalam salah satu perangnya?

Jangan sampai seorang muslim sudah malas dengan 5M, vaksinasi, apalagi takut diswab. 

Ini jihad, ini syahid.
Semangat protokol sehat💪🏼


Bogor, 20 Dzulhijjah 1442

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Orang Tua Dulu Bisa Mengasuh Anak Tanpa Ilmu Parenting?

Ada banyak versi jawaban terkait hal ini. Berikut ini hanya salah satunya saja, versi pribadi. Bisa jadi sangat kontroversial. Silahkan diskip jika tidak sepakat. Atau disebarkan, jika manfaat. Mungkin, pengasuhan orang tua kita zaman dulu berhasil, tanpa ikut seminar parenting, karena kesholihan mereka. Suksesnya pengasuhan seorang anak itu karena hidayah Allah. Bukan karena keahlian orang tuanya, atau keahlian konsultan, psikolog, dsb. Jika demikian, maka cara utama tuk mengasuh anak adalah dengan mendekat ke Sang Pemilik Hidayah. Menjadi orang tua sholih. Sholih bukan hanya terbatas rajin sholat, rajin sedekah, rajin ke masjid dll. Tapi sholih yang utama juga termasuk ibadah hati berupa tulus ikhlas, syukur, dan sabar. Mungkin orang tua kita zaman dulu tidak banyak jumlah ngaji dan sholatnya. Tapi bisa jadi setiap kalinya dilakukan dengan hati penuh ikhlas, syukur, dan sabar. Maka itulah penyebab datangnya hidayah Allah, dalam pertumbuhan anak-anak mereka. Atau juga mung

Bahaya Hidup Sederhana bagi Anak?

Menurut Psikolog David J Bredehoft PhD, anak yang tidak terdidik hidup sederhana akan mengakibatkan, di antaranya; 1. Selalu ingin hadiah segera 2. Tidak mampu mengendalikan diri 3. Makan berlebihan 4. Tidak bertanggung jawab 5. Tidak paham apa itu "cukup", dll. Dalam islam sendiri, ajaran hidup sederhana erat kaitannya dengan pembentukan karakter syukur. Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia juga tidak akan mensyukuri yang banyak.  [HR. Ahmad, 4/278] Anak yang tidak bisa mensyukuri makan nasi tempe tahu, akan sulit mensyukuri makanan yang lebih mewah daripada itu. Anak yang tidak bisa mensyukuri jatah gadget 15 menit sehari, akan sulit bersyukur dikasih jatah gadget berapa lama pun. Anak yang tidak bisa mensyukuri liburan murah meriah, akan sulit bersyukur ketika diajak liburan mewah. Akhirnya anak tidak tahu apa itu cukup, dan sulit bahagia kecuali level rewardnya dinaikkan terus. Dalam mendidik kesederhanaan, orang tua harus menjadi teladan.

Doa Menolak Wabah Penyakit

اللهم إن هذا المرض جند من جنودك Allahumma inna hadzal marodho jundun min junuudika تصيب به من تشاء وتصرفه عمن تشاء Tushiibu bihi man tasyaaa', wa tashrifuhu 'an man tasyaaa' اللهم فاصرفه عناوعن بيوتنا وعن والدينا وازواجنا واهلنا وبلادنا وبلادالمسلمين و كل بلاد Allahumma fashrifhu 'annaa wa 'an buyuutinaa wa 'an waalidiinaa wa azwajinaa wa ahlinaa wa bilaadinaa wa bilaadil muslimiin wa kulli bilaad وحفظها مما نحافه ونحذر Wahfazhnaa mimmaa nakhoofuhu wa nahdzar فانت خير حافظ وانت ارحم الراحمين Fa Anta khoirun haafizho Wa Anta arhamur raahimiin Ya Allah, sesungguhnya penyakit ini adalah salah satu tentaramu Engkau timpakan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hindarkan darinya siapa saja yang Engkau kehendaki Ya Allah, hindarkanlah penyakit ini dari kami, dari rumah-rumah kami, hindarkan dari orang tua kami, pasangan-pasangan kami, keluarga kami, dari negeri kami dan negeri kaum muslimin dan dari seluruh negeri. Dan lindungilah kami d