Langsung ke konten utama

Ngapain Sih Ulang Tahun?


Ilyas sedang gembira karena besok dia ulang tahun. Pas sekali Om Idris yang libur kuliah dari Kairo sedang berkunjung ke rumahnya.

Berharap dapat hadiah dari Om Idris, Ilyas pun menyeletuk;

"Om, besok aku ulang tahun lho".

Om Idris: Oh ya? Masya Allah. Jadi berapa usia Ilyas?

Ilyas: 10 tahun, Om.

Om Idris: Barakallahu. Ngomong-ngomong, kalau ulang tahun biasanya ngapain, Ilyas?

Ilyas: Ya dirayain, Om. Kan tambah umur, tambah gede.

Om Idris: Memangnya siapa yang menambah umur kita, Yas?

Ilyas: Allah.

Om Idris: Cerdas, masya Allah.
Jadi kalau ngerayain bertambahnya umur kita, harusnya kita berterima kasih pada Allah, betul gak?

Ilyas: Hmm... iya Om.

Om Idris: Nah, selain Allah, orang tua juga wajib banget mendapat terima kasih kita, karena dari mereka kita lahir kan.

Sekarang coba kita pikirkan, Yas. Misalnya Ilyas mau berterima kasih pada Pak Guru, Ilyas memberi hadiah pada Pak Guru, atau minta hadiah dari Pak Guru?

Ilyas: Hmm.... memberi sih, Om.

Om Idris: Jadi kalau Ilyas mau berterima kasih saat umur bertambah, kira-kira harusnya memberi atau menerima sesuatu?

Ilyas: Iya sih, harusnya memberi... tapi kan dari kecil sudah biasa dapat hadiah kalau ulang tahun, Om.

Om Idris: Kan kebiasaan dari kecil tidak harus selalu diikutin Yas.

Waktu bayi Ilyas pake popok karena belum ngerti pipis sendiri, apa sekarang masih mau begitu?

Ilyas: Hehehe, nggak lah Om.

Om Idris: Waktu Ilyas masih kecil belum ngerti berterima kasih dan bersyukur, Ayah Bunda ingin mengajarkan, dengan memberi hadiah.

Tapi karena Ilyas sekarang sudah tambah gede dan ngerti berterima kasih, maka Ilyas-lah yang harus mulai banyak memberi.

Misal di hari ulang tahun, Ilyas membantu Bunda menyapu dan mengepel rumah, atau memijat pundak Ayah sepulang kerja. Itu memberi hadiah juga.

Ilyas (menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal): Iya, ya.. Om.

Om Idris: Buat tambahan, nih, om kasih uang 200rb. Silahkan Ilyas pake tuk beliin hadiah buat Ayah dan Bunda ya.

Dan ini peci dari Kairo buat Ilyas, biar makin ganteng kalau sholat.

Ilyas (mata berbinar): Terima kasih, Om.

Om Idris: Ohya, jangan lupa berterima kasih yang paling utama itu kepada Allah ya.

Ini rahasia di antara kita aja, Yas. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam itu memperingati hari lahirnya seminggu sekali lho. Setiap Senin, dengan berpuasa. Karena puasa itu memang ibadah spesial khusus untuk Allah.

Ilyas juga jangan lupa kencengin ibadahnya ya, kan dah tambah gede.

Ilyas: Baik, Om.


(Bersambung)

===
Kota Hujan,
Merayakan Bulan Ulang Tahun Turunnya Al-Quran 1444

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Orang Tua Dulu Bisa Mengasuh Anak Tanpa Ilmu Parenting?

Ada banyak versi jawaban terkait hal ini. Berikut ini hanya salah satunya saja, versi pribadi. Bisa jadi sangat kontroversial. Silahkan diskip jika tidak sepakat. Atau disebarkan, jika manfaat. Mungkin, pengasuhan orang tua kita zaman dulu berhasil, tanpa ikut seminar parenting, karena kesholihan mereka. Suksesnya pengasuhan seorang anak itu karena hidayah Allah. Bukan karena keahlian orang tuanya, atau keahlian konsultan, psikolog, dsb. Jika demikian, maka cara utama tuk mengasuh anak adalah dengan mendekat ke Sang Pemilik Hidayah. Menjadi orang tua sholih. Sholih bukan hanya terbatas rajin sholat, rajin sedekah, rajin ke masjid dll. Tapi sholih yang utama juga termasuk ibadah hati berupa tulus ikhlas, syukur, dan sabar. Mungkin orang tua kita zaman dulu tidak banyak jumlah ngaji dan sholatnya. Tapi bisa jadi setiap kalinya dilakukan dengan hati penuh ikhlas, syukur, dan sabar. Maka itulah penyebab datangnya hidayah Allah, dalam pertumbuhan anak-anak mereka. Atau juga mung

Bahaya Hidup Sederhana bagi Anak?

Menurut Psikolog David J Bredehoft PhD, anak yang tidak terdidik hidup sederhana akan mengakibatkan, di antaranya; 1. Selalu ingin hadiah segera 2. Tidak mampu mengendalikan diri 3. Makan berlebihan 4. Tidak bertanggung jawab 5. Tidak paham apa itu "cukup", dll. Dalam islam sendiri, ajaran hidup sederhana erat kaitannya dengan pembentukan karakter syukur. Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia juga tidak akan mensyukuri yang banyak.  [HR. Ahmad, 4/278] Anak yang tidak bisa mensyukuri makan nasi tempe tahu, akan sulit mensyukuri makanan yang lebih mewah daripada itu. Anak yang tidak bisa mensyukuri jatah gadget 15 menit sehari, akan sulit bersyukur dikasih jatah gadget berapa lama pun. Anak yang tidak bisa mensyukuri liburan murah meriah, akan sulit bersyukur ketika diajak liburan mewah. Akhirnya anak tidak tahu apa itu cukup, dan sulit bahagia kecuali level rewardnya dinaikkan terus. Dalam mendidik kesederhanaan, orang tua harus menjadi teladan.

Doa Menolak Wabah Penyakit

اللهم إن هذا المرض جند من جنودك Allahumma inna hadzal marodho jundun min junuudika تصيب به من تشاء وتصرفه عمن تشاء Tushiibu bihi man tasyaaa', wa tashrifuhu 'an man tasyaaa' اللهم فاصرفه عناوعن بيوتنا وعن والدينا وازواجنا واهلنا وبلادنا وبلادالمسلمين و كل بلاد Allahumma fashrifhu 'annaa wa 'an buyuutinaa wa 'an waalidiinaa wa azwajinaa wa ahlinaa wa bilaadinaa wa bilaadil muslimiin wa kulli bilaad وحفظها مما نحافه ونحذر Wahfazhnaa mimmaa nakhoofuhu wa nahdzar فانت خير حافظ وانت ارحم الراحمين Fa Anta khoirun haafizho Wa Anta arhamur raahimiin Ya Allah, sesungguhnya penyakit ini adalah salah satu tentaramu Engkau timpakan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hindarkan darinya siapa saja yang Engkau kehendaki Ya Allah, hindarkanlah penyakit ini dari kami, dari rumah-rumah kami, hindarkan dari orang tua kami, pasangan-pasangan kami, keluarga kami, dari negeri kami dan negeri kaum muslimin dan dari seluruh negeri. Dan lindungilah kami d