Langsung ke konten utama

Mengapa Puasa Diwajibkan di Bulan Ramadhan?

Ya, mengapa Ramadhan yang dijadikan bulan wajib puasa? bukan Rajab, Muharram, atau Rabiul Awwal misalnya..

Jawaban pertanyaan ini ternyata ada pada rangkaian ayat kewajiban puasa itu sendiri.

Allah ta'ala berfirman:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡڪُمُ ٱلصِّيَامُ 

"Wahai orang-orang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa..." (al Baqarah 183)

Kapan puasanya?

Di ayat berikutnya Allah menyebutkan:
 

أَيَّامً۬ا مَّعۡدُودَٲتٍ۬‌ۚ
"(yaitu) pada hari-hari yang ditentukan...."(184)

Lalu, apa sih hari-hari yang ditentukan itu?

Allah menjawabnya:

شَہۡرُ رَمَضَانَ

"Bulan ramadhan...." (185)

Memang, Ramadhan itu bulan yang bagaimana?

ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ
"..yang di dalamnya diturunkan al Quran" (185)


Maka, berdasarkan rangkaian ayat-ayat ini, sebagian ulama menyimpulkan bahwa alasan diwajibkannya berpuasa di bulan Ramadhan adalah karena alQuran diturunkan pada bulan tersebut.

Jadi, seolah-olah, demi "memperingati" bulan diturunkannya al Quran, kita diwajibkan berpuasa.

Begitu mulianya alQuran, sehingga bulan diturunkannya Kalamullah tersebut perlu "dirayakan" dengan berpuasa sebulan penuh!

Memang, ini hanyalah tafsir dari sebagian ulama.

Namun, jika kita membaca tentang murajaah alQuran Rasulullah dan Malaikat Jibril yang spesial di bulan Ramadhan, 

atau mengingat bagaimana Utsman bin Affan ra dan juga para sahabat mengkhatamkan alQuran setiap hari di bulan Ramadhan, 

atau mendengar kisah para ulama salaf yang meninggalkan majelis dan kajian di bulan Ramadhan kecuali alQuran...

maka, tampaknya tafsir sebagian ulama tersebut ada benarnya.

Kita, berpuasa, karena "merayakan" bulan diturunkannya alQuran.

Pertanyaan berikutnya adalah, sebanyak apa dari waktu kita di bulan ini, kita pakai untuk berinteraksi dengan alQuran?

Saat bangun tidur akan sahur, manakah yang duluan kita buka; WA/FB atau Quran?

Saat sore menunggu berbuka, manakah yang lebih kita pandang; TV atau Quran?

Setelah berbuka, saat makanan menjadi halal, manakah gerakan mulut yang lebih banyak; mengunyah atau tilawah?  

Sahur kita hebat, makanannya lezat dan sehat; buahnya, sayurnya, lauknya, dll. Beberapa jam sebelum subuh sengaja kita bangun agar semuanya terlahap. Entah berapa menit yang kita luangkan tuk tilawah dan munajat di waktu yang sangat mustajab itu.

Berbuka kita pun dahsyat, dimasak mungkin sejak ba'da zuhur, sedang ba'da ashar adalah waktu berburu ta'jil. Semuanya disiapkan dengan cermat, dan lagi-lagi waktunya diatur sedemikian rupa; buahnya, sayurnya, lauknya, agar terlahap sempurna. Efeknya mungkin saja kenyang yang sehat, tanpa peduli bahwa itu adalah penghambat terbesar untuk mengisi malam-malam yang mulia dengan tilawah.

Puasa yang sedikit Qurannya, banyak makannya, bertambah tidurnya, kira-kira puasa yang "merayakan" kemuliaan alQuran atau hanya pesta makan yang berpindah waktu?


...
....

Mungkin,
jasad kita diperintahkan berpuasa, 
agar ruh kita,
yang bisa jadi kurus jarang diberi makan,
mendapatkan waktu yang lebih banyak untuk mendapat asupan.

Tahukah kita apa makanan bagi ruh? Dzikrullah, mengingat Allah.

Dan sebaik-baik dzikrullah adalah al Quran.




----------------------------------
Tips agar gizi ruh tercukupi:

Buat aturan yang mengaitkan alQuran dengan kebiasaan/kesenangan kita.

Contoh:

1. Setelah bangun tidur, tidak boleh buka WA/FB/baca koran sebelum tilawah 1 juz.
2. Setelah berbuka, tidak boleh buka WA/FB/nonton TV sebelum tilawah 1 juz.

Hanya dengan 2 aturan sederhana ini, insyaAllah kita bisa merayakan "ulang tahun" alQuran dengan 2 kali khatam.


Selamat merayakan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Orang Tua Dulu Bisa Mengasuh Anak Tanpa Ilmu Parenting?

Ada banyak versi jawaban terkait hal ini. Berikut ini hanya salah satunya saja, versi pribadi. Bisa jadi sangat kontroversial. Silahkan diskip jika tidak sepakat. Atau disebarkan, jika manfaat. Mungkin, pengasuhan orang tua kita zaman dulu berhasil, tanpa ikut seminar parenting, karena kesholihan mereka. Suksesnya pengasuhan seorang anak itu karena hidayah Allah. Bukan karena keahlian orang tuanya, atau keahlian konsultan, psikolog, dsb. Jika demikian, maka cara utama tuk mengasuh anak adalah dengan mendekat ke Sang Pemilik Hidayah. Menjadi orang tua sholih. Sholih bukan hanya terbatas rajin sholat, rajin sedekah, rajin ke masjid dll. Tapi sholih yang utama juga termasuk ibadah hati berupa tulus ikhlas, syukur, dan sabar. Mungkin orang tua kita zaman dulu tidak banyak jumlah ngaji dan sholatnya. Tapi bisa jadi setiap kalinya dilakukan dengan hati penuh ikhlas, syukur, dan sabar. Maka itulah penyebab datangnya hidayah Allah, dalam pertumbuhan anak-anak mereka. Atau juga mung

Bahaya Hidup Sederhana bagi Anak?

Menurut Psikolog David J Bredehoft PhD, anak yang tidak terdidik hidup sederhana akan mengakibatkan, di antaranya; 1. Selalu ingin hadiah segera 2. Tidak mampu mengendalikan diri 3. Makan berlebihan 4. Tidak bertanggung jawab 5. Tidak paham apa itu "cukup", dll. Dalam islam sendiri, ajaran hidup sederhana erat kaitannya dengan pembentukan karakter syukur. Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia juga tidak akan mensyukuri yang banyak.  [HR. Ahmad, 4/278] Anak yang tidak bisa mensyukuri makan nasi tempe tahu, akan sulit mensyukuri makanan yang lebih mewah daripada itu. Anak yang tidak bisa mensyukuri jatah gadget 15 menit sehari, akan sulit bersyukur dikasih jatah gadget berapa lama pun. Anak yang tidak bisa mensyukuri liburan murah meriah, akan sulit bersyukur ketika diajak liburan mewah. Akhirnya anak tidak tahu apa itu cukup, dan sulit bahagia kecuali level rewardnya dinaikkan terus. Dalam mendidik kesederhanaan, orang tua harus menjadi teladan.

Doa Menolak Wabah Penyakit

اللهم إن هذا المرض جند من جنودك Allahumma inna hadzal marodho jundun min junuudika تصيب به من تشاء وتصرفه عمن تشاء Tushiibu bihi man tasyaaa', wa tashrifuhu 'an man tasyaaa' اللهم فاصرفه عناوعن بيوتنا وعن والدينا وازواجنا واهلنا وبلادنا وبلادالمسلمين و كل بلاد Allahumma fashrifhu 'annaa wa 'an buyuutinaa wa 'an waalidiinaa wa azwajinaa wa ahlinaa wa bilaadinaa wa bilaadil muslimiin wa kulli bilaad وحفظها مما نحافه ونحذر Wahfazhnaa mimmaa nakhoofuhu wa nahdzar فانت خير حافظ وانت ارحم الراحمين Fa Anta khoirun haafizho Wa Anta arhamur raahimiin Ya Allah, sesungguhnya penyakit ini adalah salah satu tentaramu Engkau timpakan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hindarkan darinya siapa saja yang Engkau kehendaki Ya Allah, hindarkanlah penyakit ini dari kami, dari rumah-rumah kami, hindarkan dari orang tua kami, pasangan-pasangan kami, keluarga kami, dari negeri kami dan negeri kaum muslimin dan dari seluruh negeri. Dan lindungilah kami d