Langsung ke konten utama

Puasa SEBENARNYA Bikin Sehat, Bugar, dan Awet Muda

Shuumu, tashiihu
"Berpuasalah, kamu akan sehat."

Ada yang bilang kalimat di atas adalah hadits dari Nabi shallallahu 'alayhi wasallam.

Sayangnya, ternyata hadits tersebut termasuk hadits munkar. ulasannya bisa dilihat di 2 postingan sebelum ini.

Lalu, apakah puasa tidak menyehatkan?

Tunggu dulu, harus dibedakan antara sesuatu itu "bukan perkataan Nabi" dan sesuatu itu "benar maknanya".

Kesehatan puasa sudah dibuktikan oleh ilmu kedokteran modern, tapi kita tetap tidak boleh menganggap bahwa kalimat di awal artikel ini sebagai sabda Nabi saw.

Baiklah, sekarang kita akan bahas, kenapa puasa itu menyehatkan.

Saya coba sarikan dari buku-buku karangan dr. Hiromi Shinya, yang juga seorang Profesor Ahli Bedah di Alber Einstein University.

Kita coba bahas hal ini dengan mudah.

Tubuh manusia terdiri dari 40-6- triliun sel. Di dalam sel terdapat mitokondria yang membangkitkan energi untuk semua aktifitas hidup kita.

Zat-zat gizi dari makanan kita dan oksigen yang kita hirup dibawa menuju mitokondria yang berfungsi sebagai "pabrik" mengolah zat gizi dan oksigen menjadi energi.

Jika sel-sel berada dalam kondisi baik, maka konversi energi akan berjalan lancar. Jika kondisi ini dipertahankan, maka kita dapat menikmati kesehatan dan vitalitas, terlepas dari usia yang terus bertambah.

Perhatikan ini, bahwa melemahnya diri kita, mudah sakitnya kita, bukan karena umur yang bertambah, tapi karena sel-sel yang sudah tidak bekerja dengan baik.

Kenapa ia tidak bisa bekerja dengan baik?

Jawabnya adalah karena menumpuknya sampah.

Sampah terjadi karena berlebihannya makanan yang masuk, banyaknya makanan sulit cerna seperti makanan yang digoreng atau dibakar, dll.

Bayangkan, sebuah pabrik, yang pegawainya terus menerus dijejali bahan baku untuk diproses, tanpa diberi waktu untuk bersih-bersih pabrik. Tentu sampah akan menumpuk di dalam pabrik itu.

Bagaimana jika sampah sudah terlalu banyak? Tentu alat produksi tidak akan bekerja optimal, melemah, dan gampang rusak.

Persis seperti sel-sel orang tua yang tidak terawat. Penuh sampah, tidak bekerja optimal, gampang sakit.

Ketika kita masih muda, sedikit sampah mungkin tidak terlalu berpengaruh pada kesehatan dan vitalitas kita. Tapi jika terus menumpuk sampai 40 atau 50 tahun, akumulasi sampah dapat membahayakan aktivitas sel kita.

Jangan kita heran kalau melihat lelaki atau wanita tua umur 70-an misalnya, tetap kuat hiking di gunung. Tubuh mereka mungkin tua, tapi sel-sel mereka terawat dengan baik, hampir tidak ada sampah, dan bekerja optimal.

Itu yang membuat mereka kuat.

Jadi, sel perlu diberi waktu untuk membersihkan diri mereka sendiri. Ini yang disebut oleh dr. Hiromi Shinya sebagai DETOKSIFIKASI INTRASELULER.


Segala puji bagi Allah, yang telah memberikan kemampuan pada sel untuk membersihkan dirinya sendiri.

Bahkan, sel, dapat mendaur ulang sebagian sampah yang ada di dalamnya, jika ia diberi kesempatan.

Apa bentuk kesempatan itu? Ya puasa.

Bukankah kesibukan mengolah gizi mulai dari usus sampai di mitokondria disebabkan oleh asupan makanan kita?

Jadi, kalau kita ingin "pabrik kecil" dalam tubuh kita beristirahat, punya waktu membersihkan sampah mereka sendiri, maka stoplah asupan "bahan baku pabrik" itu sejenak.

...
...
...

Ajaran kesehatan selama ini lebih banyak fokus pada bagaimana kita makan agar sehat. Dan dianjurkan makan sampai 3x sehari.

Ajaran kesehatan, hampir-hampir tidak pernah fokus pada bagaimana tidak makan agar sehat.

Memang, kelaparan itu adalah gejala yang tidak baik bagi kesehatan, karena bisa menyebabkan kematian.

Namun, penting diketahui bahwa sedikit kelaparan justru akan memicu aktifitas daur ulang internal sel.

Menurut dr. Hiromi Shinya, kelaparan kronis, justru memaksa sel memilah dari sampah-sampah yang tertumpuk, bahan-bahan yang masih bisa diolah sebagai sumber energi. Hasilnya luar biasa, karena sebagian sampah itu akan terdaur ulang, sedangkan sisanya dibuang.

Dan melalui proses berkelanjutan ini, sel kita akan awet muda dan terjaga vitalitasnya, walhamdulillah.

Demikianlah mekanisme sederhana puasa dalam menjaga sel-sel kita awet muda, sehat, dan bugar.

Pertanyaan berikutnya; mengapa tidak sedikit umat Islam yang di bulan puasa justru malah kurang bugar, banyak tidur, tarawih ngantuk dsb?

Katanya puasa justru menghidupkan aktifitas peremajaan sel melalui detoksifikasi?

Salah satu jawabannya adalah karena kita tidak memperhatikan pola makan yang baik saat tidak berpuasa.

Ketika berbuka takjil berbagai versi dilahap. Tidak jarang pula langsung dilanjutkan makan besar sebelum magrib dan tak ketinggalan ngemil ba'da magrib.

Bayangkan, sebuah pabrik yang baru saja akan memulai operasinya setelah libur, tiba-tiba ditumpahkan bahan baku, berbagai macam, dengan tingkat kesulitan pengolahan yang beragam. Apakah mesin-mesinnya akan beroperasi dengan baik?

Tentu tidak.

Karena itu, agar puasa BENAR-BENAR menjadikan kita sehat, bugar, dan awet muda, wajib hukumnya memperhatikan asupan saat kita tidak berpuasa (antara magrib sampai shubuh).

Sebenarnya sudah dicontohkan salah satu manusia tersehat di muka bumi; yaitu berbuka dengan air dan kurma.

Ya, demi menjaga proses peremajaan sel yang telah berlangsung, kita harusnya makan mulai dari asupan mudah cerna; air dan buah.

Lalu, makanlah sedikit-sedikit, dan dikunyah, dikunyah, dan dikunyah.

Ya, lagi-lagi seperti pabrik.

Bahan baku yang tidak diproses sempurna di tahap awal, akan menyulitkan mesin-mesin di tahap berikutnya dan membuat mesin-mesin tersebut bekerja di luar kapasitas serta cepat rusak.

Demikian juga halnya saat sahur.

Yakinlah, makan sebanyak apapun, tidak akan membuat kita tidak merasa lapar sama sekali sampai magrib.

Jadi, yang penting bukan makan banyak-banyak, tapi makan dengan benar. Para ahli justru lebih menganjurkan banyak minum saat sahur dibanding banyak makan, karena ketersediaan cairan jauh lebih dibutuhkan tubuh daripada makanan.

"Pabrik kecil" kita baru bangun tidur. Jangan langsung disodori bahan baku sulit olah.

Buah dan sayur, terlebih yang mentah, adalah makanan pertama terbaik bagi tubuh. Bisa kita tambahkan sumber protein, sekedarnya, tidak perlu menjadi menu utama. Bukankah sunnah juga mengajarkan tuk bersahur dengan kurma dan air?

..
...

Masya Allah, ternyata syariat Islam begitu sempurna, selain menyediakan wasilah untuk bersih-bersih tubuh, sunnah pun mengajarkan agar hasil bersih-bersih menjadi maksimal dengan pola makan yang baik.

Ternyata, tidak ada pilihan lain kecuali mengikuti syariat secara kaffah...

Siapkah kita berpuasa secara kaffah? termasuk cara berbukanya dan sahurnya? :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Orang Tua Dulu Bisa Mengasuh Anak Tanpa Ilmu Parenting?

Ada banyak versi jawaban terkait hal ini. Berikut ini hanya salah satunya saja, versi pribadi. Bisa jadi sangat kontroversial. Silahkan diskip jika tidak sepakat. Atau disebarkan, jika manfaat. Mungkin, pengasuhan orang tua kita zaman dulu berhasil, tanpa ikut seminar parenting, karena kesholihan mereka. Suksesnya pengasuhan seorang anak itu karena hidayah Allah. Bukan karena keahlian orang tuanya, atau keahlian konsultan, psikolog, dsb. Jika demikian, maka cara utama tuk mengasuh anak adalah dengan mendekat ke Sang Pemilik Hidayah. Menjadi orang tua sholih. Sholih bukan hanya terbatas rajin sholat, rajin sedekah, rajin ke masjid dll. Tapi sholih yang utama juga termasuk ibadah hati berupa tulus ikhlas, syukur, dan sabar. Mungkin orang tua kita zaman dulu tidak banyak jumlah ngaji dan sholatnya. Tapi bisa jadi setiap kalinya dilakukan dengan hati penuh ikhlas, syukur, dan sabar. Maka itulah penyebab datangnya hidayah Allah, dalam pertumbuhan anak-anak mereka. Atau juga mung

Bahaya Hidup Sederhana bagi Anak?

Menurut Psikolog David J Bredehoft PhD, anak yang tidak terdidik hidup sederhana akan mengakibatkan, di antaranya; 1. Selalu ingin hadiah segera 2. Tidak mampu mengendalikan diri 3. Makan berlebihan 4. Tidak bertanggung jawab 5. Tidak paham apa itu "cukup", dll. Dalam islam sendiri, ajaran hidup sederhana erat kaitannya dengan pembentukan karakter syukur. Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia juga tidak akan mensyukuri yang banyak.  [HR. Ahmad, 4/278] Anak yang tidak bisa mensyukuri makan nasi tempe tahu, akan sulit mensyukuri makanan yang lebih mewah daripada itu. Anak yang tidak bisa mensyukuri jatah gadget 15 menit sehari, akan sulit bersyukur dikasih jatah gadget berapa lama pun. Anak yang tidak bisa mensyukuri liburan murah meriah, akan sulit bersyukur ketika diajak liburan mewah. Akhirnya anak tidak tahu apa itu cukup, dan sulit bahagia kecuali level rewardnya dinaikkan terus. Dalam mendidik kesederhanaan, orang tua harus menjadi teladan.

Doa Menolak Wabah Penyakit

اللهم إن هذا المرض جند من جنودك Allahumma inna hadzal marodho jundun min junuudika تصيب به من تشاء وتصرفه عمن تشاء Tushiibu bihi man tasyaaa', wa tashrifuhu 'an man tasyaaa' اللهم فاصرفه عناوعن بيوتنا وعن والدينا وازواجنا واهلنا وبلادنا وبلادالمسلمين و كل بلاد Allahumma fashrifhu 'annaa wa 'an buyuutinaa wa 'an waalidiinaa wa azwajinaa wa ahlinaa wa bilaadinaa wa bilaadil muslimiin wa kulli bilaad وحفظها مما نحافه ونحذر Wahfazhnaa mimmaa nakhoofuhu wa nahdzar فانت خير حافظ وانت ارحم الراحمين Fa Anta khoirun haafizho Wa Anta arhamur raahimiin Ya Allah, sesungguhnya penyakit ini adalah salah satu tentaramu Engkau timpakan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hindarkan darinya siapa saja yang Engkau kehendaki Ya Allah, hindarkanlah penyakit ini dari kami, dari rumah-rumah kami, hindarkan dari orang tua kami, pasangan-pasangan kami, keluarga kami, dari negeri kami dan negeri kaum muslimin dan dari seluruh negeri. Dan lindungilah kami d