Langsung ke konten utama

Teks Pendek Khutbah Idul Adha 1442

 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Allahu akbar 3x

Allahu akbar 3x

Allahu akbar 3x

Wallillaahil hamd


Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin


Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad

Wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad


Jamaah yang dirahmati Allah,

Marilah kita menguatkan takwa kita kepada Allah, meskipun wabah penyakit sedang melanda negeri kita, jangan sampai wabah ini melemahkan keimanan kita.


Allahu subhanahu wa ta'ala berfirman;

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

وَالضُّحَى 

وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى 

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَى

وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَى 

وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى 


"Demi waktu dhuha. Dan demi malam apabila telah sunyi. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu. Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada permulaan. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas."

[Surat Adh- Dhuha ayat 1 sampai 5]


Jamaah Sholat Idul Adha yang disayangi Allah,


Para ulama menceritakan bahwa surat Adh-Dhuha turun saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sakit beberapa hari, sehingga tidak mampu bangun untuk shalat malam. Orang-orang kafir Quraisy pun mengejek dengan mengatakan Muhammad telah ditinggalkan Tuhannya.


Maka turunlah ayat ini yang menggembirakan hati Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ayat yang membangun optimisme, bahwa Allah tiada meninggalkan beliau. Bahwa Allah akan menganugerahkan karunianya hingga hati hamba-Nya pun puas.


Inilah optimisme yang juga harus kita bangun dalam situasi pandemi kali ini. Mungkin kerabat, sahabat, atau bahkan diri kita sendiri sedang diuji Allah dengan penyakit. Maka mari kuatkan keyakinan, bahwa Allah tiada meninggalkan kita. Bahwa hari-hari setelah ini akan lebih baik bagi kita. Dan bahwa, Allah akan menganugerahkan karunia-Nya yang akan memuaskan hati kita nanti.


Barakallaahu lii walakum


===

(Duduk antara dua khutbah)

===


Allahu akbar 3x

Allahu akbar 3x

Allahu akbar walillaahil hamd


Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin


Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad 


Wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad



Allahu ta'ala berfirman;

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ


"Sungguh, Kami telah memberimu nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah. Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)."[Surat Al-Kautsar ayat 1 sampai 3]


Jamaah Shalat Idul Adha yang diberkahi Allah


Hendaklah kita terus menguatkan ketakwaan kita kepada Allah, di tengah berbagai ujian yang ada. Sebanyak apapun ujian yang kita hadapi, sesungguhnya nikmat Allah jauh lebih besar dan lebih banyak kita terima.


Jika kita merasa berat dengan pandemi yang sudah lebih dari setahun ini, mungkin kita perlu lebih mensyukuri nikmat kehidupan normal yang telah kita jalani selama tahun-tahun yang panjang sebelum ini.


Jika kita merasa jenuh dengan protokol kesehatan yang mengharuskan bermasker hingga terasa sulit bernafas, mungkin kita perlu lebih mensyukuri nikmat gratisnya oksigen dari Allah selama ini, tanpa tabung, apalagi ventilator. Dan masih banyak lagi kenikmatan dari Allah, yang jika kita mau menghitungnya, tentu kita tidak akan sanggup.


Sebagai bentuk rasa syukur kita atas nikmat yang terhitung itu, marilah kita kuatkan sholat kita sebagai bentuk hubungan dengan Allah Yang Maha Kuasa. Dan marilah kita berkurban, tidak hanya dengan menyembelih hewan, tapi juga berkorban untuk saling membantu sesama keluarga, teman dan tetangga, dalam menghadapi wabah yang masih melanda.


Semoga dengan kekuatan hubungan kepada Allah dan kepada sesama, wabah ini dapat segera berakhir, dengan izin-Nya.


Astaghfirullahal 'azhiim 3x


Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, dan dosa-dosa kaum muslimin, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat.

Ya Allah, dengan kasih sayang-Mu, sembuhkanlah saudara-saudara kami, tetangga kami, dan seluruh manusia yang sedang sakit.

Dan dengan kasih sayang-Mu, jagalah kami yang masih sehat, dan kuatkan kami yang sehat agar terus menebar manfaat.

Dan dengan kasih sayang-Mu, tolong angkat wabah ini Ya Allah, dan anugerahkanlah kami ketulusan untuk bertaubat.


Kabulkanlah permohonan kami Ya Allah, karena hanya Engkau-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.


Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Orang Tua Dulu Bisa Mengasuh Anak Tanpa Ilmu Parenting?

Ada banyak versi jawaban terkait hal ini. Berikut ini hanya salah satunya saja, versi pribadi. Bisa jadi sangat kontroversial. Silahkan diskip jika tidak sepakat. Atau disebarkan, jika manfaat. Mungkin, pengasuhan orang tua kita zaman dulu berhasil, tanpa ikut seminar parenting, karena kesholihan mereka. Suksesnya pengasuhan seorang anak itu karena hidayah Allah. Bukan karena keahlian orang tuanya, atau keahlian konsultan, psikolog, dsb. Jika demikian, maka cara utama tuk mengasuh anak adalah dengan mendekat ke Sang Pemilik Hidayah. Menjadi orang tua sholih. Sholih bukan hanya terbatas rajin sholat, rajin sedekah, rajin ke masjid dll. Tapi sholih yang utama juga termasuk ibadah hati berupa tulus ikhlas, syukur, dan sabar. Mungkin orang tua kita zaman dulu tidak banyak jumlah ngaji dan sholatnya. Tapi bisa jadi setiap kalinya dilakukan dengan hati penuh ikhlas, syukur, dan sabar. Maka itulah penyebab datangnya hidayah Allah, dalam pertumbuhan anak-anak mereka. Atau juga mung

Bahaya Hidup Sederhana bagi Anak?

Menurut Psikolog David J Bredehoft PhD, anak yang tidak terdidik hidup sederhana akan mengakibatkan, di antaranya; 1. Selalu ingin hadiah segera 2. Tidak mampu mengendalikan diri 3. Makan berlebihan 4. Tidak bertanggung jawab 5. Tidak paham apa itu "cukup", dll. Dalam islam sendiri, ajaran hidup sederhana erat kaitannya dengan pembentukan karakter syukur. Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia juga tidak akan mensyukuri yang banyak.  [HR. Ahmad, 4/278] Anak yang tidak bisa mensyukuri makan nasi tempe tahu, akan sulit mensyukuri makanan yang lebih mewah daripada itu. Anak yang tidak bisa mensyukuri jatah gadget 15 menit sehari, akan sulit bersyukur dikasih jatah gadget berapa lama pun. Anak yang tidak bisa mensyukuri liburan murah meriah, akan sulit bersyukur ketika diajak liburan mewah. Akhirnya anak tidak tahu apa itu cukup, dan sulit bahagia kecuali level rewardnya dinaikkan terus. Dalam mendidik kesederhanaan, orang tua harus menjadi teladan.

Doa Menolak Wabah Penyakit

اللهم إن هذا المرض جند من جنودك Allahumma inna hadzal marodho jundun min junuudika تصيب به من تشاء وتصرفه عمن تشاء Tushiibu bihi man tasyaaa', wa tashrifuhu 'an man tasyaaa' اللهم فاصرفه عناوعن بيوتنا وعن والدينا وازواجنا واهلنا وبلادنا وبلادالمسلمين و كل بلاد Allahumma fashrifhu 'annaa wa 'an buyuutinaa wa 'an waalidiinaa wa azwajinaa wa ahlinaa wa bilaadinaa wa bilaadil muslimiin wa kulli bilaad وحفظها مما نحافه ونحذر Wahfazhnaa mimmaa nakhoofuhu wa nahdzar فانت خير حافظ وانت ارحم الراحمين Fa Anta khoirun haafizho Wa Anta arhamur raahimiin Ya Allah, sesungguhnya penyakit ini adalah salah satu tentaramu Engkau timpakan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hindarkan darinya siapa saja yang Engkau kehendaki Ya Allah, hindarkanlah penyakit ini dari kami, dari rumah-rumah kami, hindarkan dari orang tua kami, pasangan-pasangan kami, keluarga kami, dari negeri kami dan negeri kaum muslimin dan dari seluruh negeri. Dan lindungilah kami d