Langsung ke konten utama

4 Hakikat Hari Raya Kita

Ulama menjelaskan bahwa di antara hakikat hari raya bagi orang-orang beriman adalah sebagai berikut;

1. Hari saat kita melewati satu hari tanpa kemaksiatan sedikit pun. 

Inilah kemenangan sejati seorang muslim terhadap musuh sejatinya; setan.

Karenanya, jangan sampai di waktu-waktu berhari raya ini, ada kemaksiatan yang kita lakukan; melalaikan sholat, berkata jorok, bohong walau bercanda, akhlak tercela, dll.

2. Hari saat kita mati dengan husnul khatimah. Saat ucapan terakhir kita di dunia adalah Laa ilaaha illalLaah.

Mari ringankan lisan kita selama hidup untuk berdzikir kepada Allah, agar saat sakaratul maut Allah ringankan lisan kita untuk menyebut kalimat thayyibah.

3. Hari saat kita bisa melewati ash-shirath (jembatan di atas neraka) dengan lancar. 

Ulama menasehati bahwa latihan agar langkah menjadi ringan saat di shirath nanti adalah dengan banyak meringankan langkah shalat berjamaah ke masjid.

Bagaimana mau lancar berjalan di atas shirath , sedangkan berjalan menuju masjid saja terasa berat?

4. Hari saat dibukakan untuk kita pintu surga dan kita berjumpa dengan Allah azza wa jalla.

Puasa adalah amalan yang memiliki balasan spesifik yang luar biasa, yaitu berjumpa Allah azza wajalla. Ini sulit ditemukan dalam dalil tentang amal-amal lain.

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ 

"Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiran ketika berbuka puasa, dan kegembiraan ketika berjumpa Rabbnya," (HR Muslim).

Bagi yang tidak cukup besar cintanya kepada Allah, mungkin sulit membayangkan betapa agungnya balasan ini. Namun bagi para pecinta Allah sejati, maka tidak ada yang bisa melebihi balasan ini.

Menariknya, hadits ini tidak menyebut puasa Ramadhan secara khusus. 

Karenanya, para pecinta Allah sejati, juga berpuasa Syawal, puasa Senin-Kamis, dll, sebagai bentuk persiapan menyambut hari raya terbesar, hari berjumpa dengan Allah.

"...Puasa itu untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya..."
(HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini sejatinya, menjadikan puasa sebagai ibadah yang very personal, berdua saja dengan Allah azza wa jalla.


Eid mubarak!


===
Jayakarta,
H+2 Ramadhan 1443

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Orang Tua Dulu Bisa Mengasuh Anak Tanpa Ilmu Parenting?

Ada banyak versi jawaban terkait hal ini. Berikut ini hanya salah satunya saja, versi pribadi. Bisa jadi sangat kontroversial. Silahkan diskip jika tidak sepakat. Atau disebarkan, jika manfaat. Mungkin, pengasuhan orang tua kita zaman dulu berhasil, tanpa ikut seminar parenting, karena kesholihan mereka. Suksesnya pengasuhan seorang anak itu karena hidayah Allah. Bukan karena keahlian orang tuanya, atau keahlian konsultan, psikolog, dsb. Jika demikian, maka cara utama tuk mengasuh anak adalah dengan mendekat ke Sang Pemilik Hidayah. Menjadi orang tua sholih. Sholih bukan hanya terbatas rajin sholat, rajin sedekah, rajin ke masjid dll. Tapi sholih yang utama juga termasuk ibadah hati berupa tulus ikhlas, syukur, dan sabar. Mungkin orang tua kita zaman dulu tidak banyak jumlah ngaji dan sholatnya. Tapi bisa jadi setiap kalinya dilakukan dengan hati penuh ikhlas, syukur, dan sabar. Maka itulah penyebab datangnya hidayah Allah, dalam pertumbuhan anak-anak mereka. Atau juga mung

Bahaya Hidup Sederhana bagi Anak?

Menurut Psikolog David J Bredehoft PhD, anak yang tidak terdidik hidup sederhana akan mengakibatkan, di antaranya; 1. Selalu ingin hadiah segera 2. Tidak mampu mengendalikan diri 3. Makan berlebihan 4. Tidak bertanggung jawab 5. Tidak paham apa itu "cukup", dll. Dalam islam sendiri, ajaran hidup sederhana erat kaitannya dengan pembentukan karakter syukur. Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia juga tidak akan mensyukuri yang banyak.  [HR. Ahmad, 4/278] Anak yang tidak bisa mensyukuri makan nasi tempe tahu, akan sulit mensyukuri makanan yang lebih mewah daripada itu. Anak yang tidak bisa mensyukuri jatah gadget 15 menit sehari, akan sulit bersyukur dikasih jatah gadget berapa lama pun. Anak yang tidak bisa mensyukuri liburan murah meriah, akan sulit bersyukur ketika diajak liburan mewah. Akhirnya anak tidak tahu apa itu cukup, dan sulit bahagia kecuali level rewardnya dinaikkan terus. Dalam mendidik kesederhanaan, orang tua harus menjadi teladan.

Doa Menolak Wabah Penyakit

اللهم إن هذا المرض جند من جنودك Allahumma inna hadzal marodho jundun min junuudika تصيب به من تشاء وتصرفه عمن تشاء Tushiibu bihi man tasyaaa', wa tashrifuhu 'an man tasyaaa' اللهم فاصرفه عناوعن بيوتنا وعن والدينا وازواجنا واهلنا وبلادنا وبلادالمسلمين و كل بلاد Allahumma fashrifhu 'annaa wa 'an buyuutinaa wa 'an waalidiinaa wa azwajinaa wa ahlinaa wa bilaadinaa wa bilaadil muslimiin wa kulli bilaad وحفظها مما نحافه ونحذر Wahfazhnaa mimmaa nakhoofuhu wa nahdzar فانت خير حافظ وانت ارحم الراحمين Fa Anta khoirun haafizho Wa Anta arhamur raahimiin Ya Allah, sesungguhnya penyakit ini adalah salah satu tentaramu Engkau timpakan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hindarkan darinya siapa saja yang Engkau kehendaki Ya Allah, hindarkanlah penyakit ini dari kami, dari rumah-rumah kami, hindarkan dari orang tua kami, pasangan-pasangan kami, keluarga kami, dari negeri kami dan negeri kaum muslimin dan dari seluruh negeri. Dan lindungilah kami d