Allah azza wa jalla berfirman;
أَلْهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ
"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,"
Ayat ini juga bisa ditadabburi bahwa kemudahan-kemudahan dalam hal duniawi itu melenakan. Bahkan menghancurkan.
Kemudahan memakai gadget, ternyata bisa berujung pada perkembangan otak yang terhenti pada anak. Anak yang kebanyakan memakai gadget, volume otaknya lebih kecil 50cc, dibanding yang tidak. Demikian riset Prof. Kawashima dari Univ. Tohoku.
Demikian juga kemudahan fasilitas online ada yang membuat orang jatuh pada maksiat riba (pinjol). Atau jatuh pada maksiat judi (judol). Termasuk juga kemudahan bermedsos yang membuat orang jatuh pada khalwat (berduaan laki perempuan non mahram).
Maka, setiap yang beriman pada akhirat, perlu waspada dengan kemudahan-kemudahan yang muncul di dunia. Karena bisa jadi itu malah menggiringnya pada akhir yang buruk; timbangan amal yang ringan, hingga masuk neraka hawiyah.
Adapun orang-orang beriman yang cerdas, akan memanfaatkan kemudahan tuk semakin produktif; berkarya (secara halal), atau menambah ibadah (baca quran via aplikasi misalnya). Maka timbangan kebaikannya akan berat, dan ia masuk ke dalam surga, abadi dalam kenikmatan.
Prinsip hidup sukses dunia dan akhirat pada dasarnya sama;
Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.
Kenikmatan hakiki di masa depan, didapat dari bersulit-sulit dahulu, bukan bermudah-mudahan.
Komentar
Posting Komentar