*Nasihat Sakaratul Maut*
اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ
Telah berpulang ke rahmatillah seorang Kyai dari sebuah pesantren di Jawa Barat, semalam pkl 23.50 (Senin 22 Jumadil Ula 1440)
Namanya tidak saya sebutkan karena bukan berita duka yang ingin disebarkan di sini, melainkan kutipan nasihat terakhirnya menjelang sakaratul maut, yang diceritakan langsung dari orang yang hadir.
"...sambil nahan sakit luar biasa, dipanggil semua anaknya. Meminta doa supaya kuat nahan sakit. Apa yang disampaikan ke anaknya?
`Mungkin Abi sudah dekat, jaga sholat , taat kepada Allah, taat ke umi. Kalo Abi mati (bilangnya mati, bukan meninggal), ga ada yang Abi bawa. Kamu harus siap. Ada Abi, makanpun sepiring, ga ada Abi pun makan sepiring....tidak lebih.dunia sementara, ga ada yg dibawa.........`"
كفى بالموت واعظا
“Cukuplah kematian menjadi nasihat.”
Demikian ucapan Fudhail bin Iyadh.
Dari kisah sakaratul maut sang Kyai di atas, hendaklah kita mengambil nasihatnya;
1. Amal yg biasa dilakukan semasa hidup, akan tercermin saat sakaratul maut. Yang biasa berbicara kesholihan akan membicarakan hal-hal yang sholih. Begitu pula sebaliknya.
2. Nasihati anak walaupun ia sudah besar, walaupun tuk hal2 yang mungkin ia sudah mengerti. Nasihat itu bermanfaat bagi orang beriman, sehebat apapun dia.
3. Sholat adalah ibadah pembeda iman dan kafir, tak boleh ditinggalkan.
4. Taat Allah dan taat orang tua adalah satu paket ketaatan dalam agama.
5. Rizki itu dari Allah, tidak berubah karena kematian orang lain.
6. Dunia hanya sementara, bersiaplah untuk hal yang abadi.
Komentar
Posting Komentar