Langsung ke konten utama

Pentingkah Pendidikan Seksual Untuk Anak?


Pendidikan seksual bagi anak sering sekali dianggap tabu dan memicu debat. Padahal, pendidikan seksual di usia dini justru bisa menjadi cara melindungi anak-anak dari kekerasan seksual (Tirtawinata, 2016).

Lebih jauh lagi, Komisaris HAM Council of Europe menyatakan bahwa pendidikan seksual yang komprehensif dapat melindungi anak-anak dan menciptakan masyarakat yang lebih aman (Mijatovic, 2020).

Logika sederhana: anak yang punya ilmu tentang seksualitas, tidak akan mudah ditipu oleh orang-orang yang ingin menjahatinya.

Lalu, kapan sebaiknya memulai pendidikan seksual?

Merujuk Mayo Clinic Children Center USA, pendidikan seksual bisa dimulai sejak usia 5 tahun. Tema yang dibahas adalah bagian-bagian tubuh, bahwa itu miliknya, tidak boleh sembarangan disentuh orang, dll.

Simpel, tapi penting.

Di usia-usia berikutnya, bisa dilanjutkan dengan tema hubungan antara lelaki dan perempuan.

Dalam Islam misalnya, diperintahkan memisahkan tempat tidur anak laki dan perempuan mulai usia 10 tahun (HR. Abu Daud no.495). Hal ini bermakna bahwa ini adalah usia penting untuk mulai memberikan pendidikan seksual lebih mendalam. Misalnya, kenapa harus menjaga hubungan antara lelaki dan perempuan, menutup aurat, apa itu pernikahan, dll.

Memasukkan unsur agama juga penting dalam pendidikan seksual. Keyakinan bahwa tubuh adalah titipan Tuhan yang harus dijaga, akan menguatkan anak-anak dari terjerumus pada perbuatan asusila.

Karena sensitifnya pendidikan seksual, maka peran ini utamanya perlu diambil oleh orang tua, di rumah.

Lebih baik lagi, jika ada support sekolah melalui penjelasan yang ilmiah dan relijius.

Di era internet seperti sekarang, urgensi pendidikan seksual usia dini semakin besar. Daripada mereka belajar dari sumber yang salah, lebih baik segera diajarkan dengan benar.

Jika keluarga dan sekolah mengambil peran dalam memberikan pendidikan seksual yang tepat, maka masyarakat yang aman dari kejahatan seksual bisa lebih mudah diwujudkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahaya Hidup Sederhana bagi Anak?

Menurut Psikolog David J Bredehoft PhD, anak yang tidak terdidik hidup sederhana akan mengakibatkan, di antaranya; 1. Selalu ingin hadiah segera 2. Tidak mampu mengendalikan diri 3. Makan berlebihan 4. Tidak bertanggung jawab 5. Tidak paham apa itu "cukup", dll. Dalam islam sendiri, ajaran hidup sederhana erat kaitannya dengan pembentukan karakter syukur. Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia juga tidak akan mensyukuri yang banyak.  [HR. Ahmad, 4/278] Anak yang tidak bisa mensyukuri makan nasi tempe tahu, akan sulit mensyukuri makanan yang lebih mewah daripada itu. Anak yang tidak bisa mensyukuri jatah gadget 15 menit sehari, akan sulit bersyukur dikasih jatah gadget berapa lama pun. Anak yang tidak bisa mensyukuri liburan murah meriah, akan sulit bersyukur ketika diajak liburan mewah. Akhirnya anak tidak tahu apa itu cukup, dan sulit bahagia kecuali level rewardnya dinaikkan terus. Dalam mendidik kesederhanaan, orang tua harus menjadi teladan.

Doa Menolak Wabah Penyakit

اللهم إن هذا المرض جند من جنودك Allahumma inna hadzal marodho jundun min junuudika تصيب به من تشاء وتصرفه عمن تشاء Tushiibu bihi man tasyaaa', wa tashrifuhu 'an man tasyaaa' اللهم فاصرفه عناوعن بيوتنا وعن والدينا وازواجنا واهلنا وبلادنا وبلادالمسلمين و كل بلاد Allahumma fashrifhu 'annaa wa 'an buyuutinaa wa 'an waalidiinaa wa azwajinaa wa ahlinaa wa bilaadinaa wa bilaadil muslimiin wa kulli bilaad وحفظها مما نحافه ونحذر Wahfazhnaa mimmaa nakhoofuhu wa nahdzar فانت خير حافظ وانت ارحم الراحمين Fa Anta khoirun haafizho Wa Anta arhamur raahimiin Ya Allah, sesungguhnya penyakit ini adalah salah satu tentaramu Engkau timpakan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hindarkan darinya siapa saja yang Engkau kehendaki Ya Allah, hindarkanlah penyakit ini dari kami, dari rumah-rumah kami, hindarkan dari orang tua kami, pasangan-pasangan kami, keluarga kami, dari negeri kami dan negeri kaum muslimin dan dari seluruh negeri. Dan lindungilah kami d

Kalimatullahi Hiyal 'Ulya

 إِلا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (٤٠ Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad) , sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah) ; sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya , "Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita." Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara yang tidak terlihat olehmu , dan dia menjadikan kalimat (seruan) orang-orang kafir itu rendah . DAN KALIMAT (SERUAN) ALLAH ITULAH YANG TINGGI . Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana . (QS. at-Tau