Sekilas di buku ini ada jawaban kenapa sahur minimalis justru lebih membantu untuk puasa sampai sore.
Saya tidak baca bukunya langsung sih, tapi hanya menangkap dari reviewnya yang ditulis dalam bahasa jepang.
Tubuh perlu waktu tuk switch dari "mode menyimpan lemak" ke "mode membakar simpanan lemak".
Setelah berjam-jam tidak makan semalaman, sebenarnya tubuh akan switch ke "mode membakar simpanan lemak".
Tapi kalau dihantam dengan sahur full kalori, justru mengulang proses switching lagi dari awal. Jadi harus menunggu beberapa jam lagi tuk switching.
Bagi tubuh yang terbiasa tinggi insulin (banyak konsumsi karbo), proses switching ini agak bikin stress ke tubuh (lemas, pusing, dsb).
_Tapi setelah switching malah sangat nyaman, karena tubuh sudah berhasil memanfaatkan sumber energi baru; simpanan lemak di tubuh._
Riset jg membuktikan bahwa saat "mode membakar simpanan lemak" berjalan, maka metabolisme basal meningkat, otot2 berkontraksi, dan pikiran menjadi lebih fokus.
Jadi, mengapa harus menyia-nyiakan proses switching yg sudah bermula sejak malam dengan sahur berat?
🌤️Selamat hari Senin!
🔥H-22 Ramadhan!
Komentar
Posting Komentar