Langsung ke konten utama

Urgensi Kesehatan Jasmani bagi Seorang Muslim


🛡️🥋🛡️

Kyai Hasan, ketika menjelaskan tentang rukun amal dalam Risalah Ta'alim menjelaskan bahwa indikator yang dituntut dari seorang muslim yang ikhlas mewujudkan kebangkitan Islam adalah;

prima jasmaninya (qawiyyul jism), 
mulia akhlaknya, 
luas wawasannya, 
mandiri berpenghasilan, 
lurus akidahnya, 
benar ibadahnya, 
terkendali hawa nafsunya,
teratur waktunya,
rapi urusan2nya,
menebar manfaat bagi selainnya.

Menariknya, daftar indikator ini dimulai dengan _qawiyyul jism_.

Merujuk kitab _Shifatul Akh Al-Muslim_, Kyai Hasan meletakkan kekuatan jasmani di urutan pertama karena tubuhlah pelindung dan kerangka yang berfungsi menjaga potensi ruhani dan akal budi maupun yang lainnya.

Selain itu, kekuatan jasmani merupakan salah satu karakteristik seorang muslim yang _harus selalu dilatih, dijaga, dan dikendalikan_ atas nama Rabb yang telah menciptakannya.

Jelaslah bahwa jasmani yang prima harus mendapat perhatian serius dari setiap muslim yang berharap akan kebangkitan peradaban Islam. 

Dalam menjaga kesehatan jasmani, seorang muslim dapat berpatokan pada parameter kesehatan modern.

Berat badan, lingkar pinggang, indeks massa tubuh, adalah parameter dasar yang mudah diukur asal ada meteran di rumah.

Parameter lanjutannya bisa berupa gula darah, kolesterol, asam urat, dsb.

Jika sudah di luar batas aman, maka selayaknya menjadi perhatian, sebagai ibadah menjaga amanah Allah.

Ketika angka-angka parameter kesehatan kita di luar batas aman, maka bisa jadi kita sudah berlebihan.

Bisa jadi _berlebihan makan_, padahal Allah berfirman "Makan dan minumlah, dan janganlah berlebihan" (QS. Al-A'raf: 31).

Bisa jadi berlebihan dalam _meninggalkan olah tubuh_. 

Atau keduanya sekaligus.

Oleh karenanya, ikhtiar mewujudkan jasmani yang prima sebenarnya bisa dilakukan dengan 2 hal sederhana;

1. Kurangi makan. 
Bisa dimulai dengan mengurangi cemilan. Yakinlah bahwa tubuh tidak akan kurang gizi karena kurang asupan cemilan.

Atau skip salah satu dari 3 waktu makan, cukup air putih tok. Kabarnya Nabi saw hanya makan 2x dalam sehari (HR. Bukhori no.6455).

Mungkin terasa berlebihan, tapi sebenarnya kita sendirilah yang telah berlebihan makan dalam tahun-tahun kehidupan yang panjang. Lingkar pinggang dan timbangan menjadi saksi.

2. Perbanyak gerak. 
Bisa dimulai dengan banyak berjalan kaki, mungkin sambil dzikir pagi dan petang, atau dengan mengurangi berkendara untuk jarak dekat (warung, masjid, dll). 

Cukuplah parameter kesehatan kita sebagai nasihat bagi diri kita pribadi. Tidak perlu berlindung dengan melihat ustadz A atau Imam B atau Syaikh C yang secara jasmani terlihat kurang ideal tapi kontribusinya besar untuk umat.

Cukuplah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjadi contoh terbaik kita;

"... Postur tubuh beliau bagus dan ideal. Perut beliau sama rata dengan dada... " (HR. Tirmidzi dan Baihaqi). Dan beliau saw memang tebukti kebugarannya, dengan _style_ berjalan yang cepat dan gesit, ahli bergulat, tangguh dalam jihad.

Semoga Allah menolong kita mewujudkan jasmani yang prima, tuk semakin baik dalam beribadah dan semakin besar berkontribusi dalam dakwah.

Wallahul musta'an


Kebun Raya Bogor,
23 Rajab 1442

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Orang Tua Dulu Bisa Mengasuh Anak Tanpa Ilmu Parenting?

Ada banyak versi jawaban terkait hal ini. Berikut ini hanya salah satunya saja, versi pribadi. Bisa jadi sangat kontroversial. Silahkan diskip jika tidak sepakat. Atau disebarkan, jika manfaat. Mungkin, pengasuhan orang tua kita zaman dulu berhasil, tanpa ikut seminar parenting, karena kesholihan mereka. Suksesnya pengasuhan seorang anak itu karena hidayah Allah. Bukan karena keahlian orang tuanya, atau keahlian konsultan, psikolog, dsb. Jika demikian, maka cara utama tuk mengasuh anak adalah dengan mendekat ke Sang Pemilik Hidayah. Menjadi orang tua sholih. Sholih bukan hanya terbatas rajin sholat, rajin sedekah, rajin ke masjid dll. Tapi sholih yang utama juga termasuk ibadah hati berupa tulus ikhlas, syukur, dan sabar. Mungkin orang tua kita zaman dulu tidak banyak jumlah ngaji dan sholatnya. Tapi bisa jadi setiap kalinya dilakukan dengan hati penuh ikhlas, syukur, dan sabar. Maka itulah penyebab datangnya hidayah Allah, dalam pertumbuhan anak-anak mereka. Atau juga mung

Bahaya Hidup Sederhana bagi Anak?

Menurut Psikolog David J Bredehoft PhD, anak yang tidak terdidik hidup sederhana akan mengakibatkan, di antaranya; 1. Selalu ingin hadiah segera 2. Tidak mampu mengendalikan diri 3. Makan berlebihan 4. Tidak bertanggung jawab 5. Tidak paham apa itu "cukup", dll. Dalam islam sendiri, ajaran hidup sederhana erat kaitannya dengan pembentukan karakter syukur. Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia juga tidak akan mensyukuri yang banyak.  [HR. Ahmad, 4/278] Anak yang tidak bisa mensyukuri makan nasi tempe tahu, akan sulit mensyukuri makanan yang lebih mewah daripada itu. Anak yang tidak bisa mensyukuri jatah gadget 15 menit sehari, akan sulit bersyukur dikasih jatah gadget berapa lama pun. Anak yang tidak bisa mensyukuri liburan murah meriah, akan sulit bersyukur ketika diajak liburan mewah. Akhirnya anak tidak tahu apa itu cukup, dan sulit bahagia kecuali level rewardnya dinaikkan terus. Dalam mendidik kesederhanaan, orang tua harus menjadi teladan.

Doa Menolak Wabah Penyakit

اللهم إن هذا المرض جند من جنودك Allahumma inna hadzal marodho jundun min junuudika تصيب به من تشاء وتصرفه عمن تشاء Tushiibu bihi man tasyaaa', wa tashrifuhu 'an man tasyaaa' اللهم فاصرفه عناوعن بيوتنا وعن والدينا وازواجنا واهلنا وبلادنا وبلادالمسلمين و كل بلاد Allahumma fashrifhu 'annaa wa 'an buyuutinaa wa 'an waalidiinaa wa azwajinaa wa ahlinaa wa bilaadinaa wa bilaadil muslimiin wa kulli bilaad وحفظها مما نحافه ونحذر Wahfazhnaa mimmaa nakhoofuhu wa nahdzar فانت خير حافظ وانت ارحم الراحمين Fa Anta khoirun haafizho Wa Anta arhamur raahimiin Ya Allah, sesungguhnya penyakit ini adalah salah satu tentaramu Engkau timpakan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hindarkan darinya siapa saja yang Engkau kehendaki Ya Allah, hindarkanlah penyakit ini dari kami, dari rumah-rumah kami, hindarkan dari orang tua kami, pasangan-pasangan kami, keluarga kami, dari negeri kami dan negeri kaum muslimin dan dari seluruh negeri. Dan lindungilah kami d